Tampilkan postingan dengan label Belajar Mengajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Belajar Mengajar. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 April 2016

Bully (Syahrul)

Tulisannya aneh, anaknya pendiam, gampang sakit , izin dan alpa, sukanya duduk di bangku paling belakang. Begitulah awal saya mengenal Syahrul yang dikucilkan oleh teman-temannya.
Namun karena dia lebih banyak diam, saya tidak tahu apa apa tentangnya. Terlebih saat di awal awal. Tentang dia dibully oleh teman-temannya baru saya tahu setelah Ibunya datang dan melapor bahwa anaknya tidak mau ke sekolah lagi, karena banyak dipukuli temannya.
Si Ibu juga menceritakan jika Syahrur sama sekali tidak mengizinkan Ibunya datang ke sekolah dan melaporkan apa yang dialaminya kepada saya, ia bahkan memilih ingin pindah. Padahal … andai di kelas ia beritahukan dulu kepada saya, tentu orang tuanya tidak perlu datang. Pun andaikan dia pindah, belum tentu di sekolah yang baru nanti dia bias berbaur dengan teman barunya.
Saya mulai belajar dari anak ini. Bagaimana caranya agar dia tidak kena bully teman-temannya lagi, agar dia bias berbaur dengan yang lain. Hal positif yang saya lihat dalam diri Syahrul adalah dia anak yang patuh dan lumayan bisa menangkap pelajaran
. Singkat kisah, saya pindahkanlah Syahrul duduk di dekat meja saya, tepat di depan Rafly dan Ananda (kedua anak ini lumayan baik dan tergolong pintar di kelas). Ananda dan Rafly sudah saya ajak diskusi terlebih dahulu agar mereka mau menerima dan berteman baik dengan Syahrul.
Perubahan demi perubahan saya lihat pada diri Syahrur. Ia mulai berbaur, tidak ada lagi teman-temannya yang membullynya. Ia juga cukup baik dalam menerima pelajaran. Tidak ada lagi dirinya yang suka izin, sakit atau alpa. Saya sendiri selalu memujinya karena hal itu. Karena dia mau berubah. Ya … walau tulisan anehnya masih saja tidak bisa dirubah J
Terakhir dia jadi pelopor jalan santai dan bersepeda santai di kelas pada hari Ahad lalu, dan rata-rata temannya ingin ikut. Walau pada kenyataannya yang ikutan hanya dirinya dan Alifah dan berakhir membantu Ainun mencuci gorden (ada ada aja).
Hup! Satu anak lagi telah berhasil saya genggam tangannya, dan tentu saya tak boleh lengah karenanya. ^^
Semangat Anakku Syahrur. Semoga selalu baik dan semakin baik. Saya pun demikian.
#ANAKANAKKUSAYANG

Makassar,060416

Selasa, 05 April 2016

Bu, Saya Juga Mau Ikut Les! (Zul)

Zul, begitulah ia di panggil. Penghuni kelas yang saya ajar tersebut terbilang aktif. Teramat sangat aktif malah. Sampai-sampai saya harus menegurnya setiap hari. Naik pitam karena Zul sudah menjadi sebuah keharusan. Sebab jika tidak, dia sama sekali tidak mendengarkan.
Andai saja ia hanya sibuk dengan dirinya sendiri dan tak merecoki temannya yang lain mungkin akan saya abaikan. Masalahnya dia keseringan ribut, mengganggu teman di sebelahnya, dan beberapa orang yang dekat dengan tempat duduknya. Belum lagi dengan hobinya mengejek dan memukul. Terakhir adalah masalah nilainya yang di bawah rata-rata.
Ampun…
Namun demikian saya berniat dia berubah. Berkali-kali saya memindahkan tempat duduknya. Yang terakhir saya biarkan Zul duduk sendiri sehingga tidak ada lagi yang dia ajak cerita. Tidak jarang pula saya menyebut namanya sekedar menjadikannya contoh atau dalam materi pembelajaran juga menunjuknya maju mengerjakan soal. Hal ini saya lakukan agar dia merasa diperhatikan, dan lebih berhati hati dalam sikapnya.
Alhamdulillah sedikit demi sedikit ada perubahan sikap, walau sikapnya yang suka cerita masih tidak bias sembuh. Terakhir dia melapor sama saya, “Bu, Saya juga mau ikut les.”
Bukan main senang hati saya. Berarti Zul sudah ada rasa ingin belajar bukan hanya bermain, cerita, dan menganggu teman-temannya.
Semoga semakin baik Zul. Aku pun sama.
#ANAKANAKKUSAYANG

Makassar,050416

Si Penentang Jadi Tenang (Rafly)


Saya, Rafly, Ananda
Namanya  Rafly. Di kelas dia menjabat sebagai ketua kelas. Berdasarkan informasi dari guru yang lain anak ini memang sedikit keras ketimbang saudaranya yang lain (dia punya saudara laki-laki di kelas 6). Sedangkan di kelas saat saya sedang mengajar, Rafly memang agak keras, gampang memukul dan marah, kritis juga. Baginya segala sesuatu punya alasan. Maka saya kena deh, selalu mendapat pertanyaan.
Sebagai wali kelasnya saat awal-awal mendapat siswa seperti ini tentu kesal dong. Habis tidak jarang ia protes dan saya harus pintar pintar cari jawaban yang bias ia terima.
Akibat dari sikapnya itu saya merasa seperti menghindarinya. Mencari aman ketimbang harus selalu dicerca pertanyaan. Dan hasilnya tentu malah tambah parah. Dia semakin tidak terkendali, dengan teman-temannya Rafly tidak jarang berselisih faham yang menyebabkan perkelahian. Belum lagi teman-teman perempuan yang dibuat menangis.
Saya menjadi kelabakan. Ingin menyalahkan dia saja tentu bukan solusi. Akhirnya saya memutuskan mengubah strategi yang saya akui salah (menjauhinya). Harusnya saya rangkul dia.lambat lau, saya mulai mendekatinya. Bertanya kesehatannya, bertanya hal-hal yang berkaitan dengannya.
Lambat laun hal ini berhasil. Tidak ada lagi Rafly yang seakan ingin berkuasa atas teman-temannya. Ia mulai tak banyak masalah lagi dengan teman-temannya. Sifat kasar yang gempang memukul juga mulai hilang.
Malah tempo hari saya dengar dia bercanda dengan teman-temannya.
“Kalau saya sih mirip Stevan William (moga-moga tak salah tulis)!” mendengar pengakuannya seperti itu semua temannya tertawa terbahak-bahak. Saya yang duduk di depan juga ikut tertawa.
Semoga Rafly semakin baik dari hari ke hari. Semoga saya juga demikian. #ANAKANAKKUSAYANG

Makassar,050416