Minggu, 26 Oktober 2014

Catatan Akhir Mahasiswa: Jalan-Jalan dan Wajah-Wajah

Jalan yang dilalui hari ini bisa saja lebih mudah dari jalan yang dilalui kemarin sore, tidak ada paku berserakan, tak ada kayu besar menghalangi jalan.
Namun bisa saja besok, paku-paku, kayu-kayu kembali menghalangi. 
Atau malah dalam perjalanan kita malah bertemu dengan hamparan lautan, yang pastinya harus di sebrangi. Tidak menutup kemungkinan juga, pun tanpa jembatan, kita tetap bisa melaluinya. 
Bagaimana jika seorang pangeran datang dengan kapal super mewahnya?
Atau nenek tua yang meminta kita sejenak beristirahat di rumahnya? 
Dan ternyata si nenek dapat menyuhir lautan menjadi terbelah bareng sejenak untuk kita seberangi?
Tidak ada yang tidak mungkin bukan? 
Yang pasti jalan-jalan itu terlalui. Entah hari ini ataupun esok hari. Atau malah lusa? Bulan depan? Tahun depan?
Ya! Jalan-jalan itu. Mari tak berhenti untuk melewatinya.
***
Senja mempertemukanku dengannya, suara tegas terkesan sinis,wajah yang ... yah, begitulah, aku menganggapnya menyeramkan. Bagaimana tidak jika setiap saat, sebelum berjumpa dengannya, perutku mulas, dada bergemuruh. Begituluah dia. Dan seperti yang sudah-sudah, aku berusaha menerimanya. Menerima semua perlakuannya, dengan harapan besok lusa aku akan menjadi seseorang yang lebih tangguh, lebih sabar. Semoga.
***
Pagi buta. Pukul enam aku sudah meninggalkan rumah. Bertemu dengannya adalah kenyamanan yang berbeda. Mungkin karena dia begitu lembut. Ya, kau tentu tahu bagaimana pagi sejuk memeluk bumi. Mm ... pun di kota Daeng ini sebenarnya selalu panas.
Tentang suaranya, bagai angin yang menyentuh tubuh selagi panas. Membelai. Lembut! Tak ada suara tegas, sebaliknya gemulai bisikan-bisikannya menentramkan jiwa.Wajahnya? Jangan tanya, dia merawat dirinya. Teramat sangat menurutku. Bahkan jika kau melihatnya dari belakang, dengan jilbab yang menutupi kepalanya yang beruban, mungkin kau akan tertipu. Seorang gadis mungkin akan menari-nari dalam memorimu. Bisa saja bukan?
Sedang yang aku pikirkan adalah, mereka berbeda. Punya cara masing-masing. Pun berbeda, niat mereka sama. Membimbing ke arah yang lebih baik.

*Bersambung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)