Kala itu, pintumu kau buka lebar lebar. Kau persilahkan siapa saja yang beranjak masuk, pun pada pendosa seumur hidup.
Pada yang rindu. Pada yang tak ingin. Kau terus menanti banyak yang berpulang padamu, memelukmu erat, kau peluk erat, membersamaimu hangat. Kau siapkan kenyamanan sejati, pelayanan berlevel tinggi. Kau bahagia, banyak yang berpulang, mencarimu, kembali.
Kala itu, setengah perjalanan kau tempuh, dengan pintu terbuka lebar. Beberapa
memilih masih menghampirimu, masuk melewati pintumu, melihat ke kiri dan ke kanan. Beberapa saat saja, pada waktu tertentu, pintunya yang terbuka lantas harus bersabar. Ada yang keluar, tak betah berada di dalam rumah megahmu. Dia, Meraka, tak betah dengan kemewahan.
Kala pertengahan semakin menjauh, menuju akhir. Penghunimu semakin tak bernyawa. Banyak yang menghembuskann afas. Pergi. Pergi selamanya. Menjadi penikmat abadi. Menuju yang abadi, lewat pintu milikmu mereka berpulang, pamit Dengan khusyuk. Beberapa bahagia, tak sedikit yang sengsara. Di sana, rumah abadi menanti.
Kala akhir benar benar menjumpai. Pintunya semakin menghangat. Hadiah
Kini, saat pintumu bercahaya megah, biarkan kami meneguk bahagia. Biarkan kami melanjutkan doa doa syahdu, Ya Allah... semoga tahun berikutnya kami masih berjumpa dengan pintumu yang terbuka lebar, untuk kami.Untukmu ya Ramadhan, semoga bersua kembali.
Demikian setitik tinta, beribu harap.
Madata, 29 Ramadhan 1440H
#Day29
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Sumber gambar: @beytal_4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan jejak :)