Rabu, 08 Mei 2019

30 HRDC day 3: Diary Mantan (Bag.1)

Apa Kabar Hati?
"Aku rasa, hatimu yang meski dikuatkan. Untuk melupakan. Untuk menerima."


Perjalanan menuju jenjang yang lebih serius, menikah, adalah hal yang jauh berbeda dengan menjalin hubungan sebatas pacaran, teman tapi mesra, kakak adean, dan lainnya. Kebanyakan yang telah menikah pun mengakui, jika jalan menuju halal, penuh ranjau, berliku, penuh cobaan. Dan tak jarang ada yang batal menikah, hampir menikah, gagal menikah. Bisa jadi karena memang bukan jodohnya, tapi kenyataannya bahwa, menuju pernikahan tak semudah menyatakan perasaan. Begitu pula Lin, sahabat yang sangat kutunggu kabar bahagianya.

Aku mengenalnya sebagai sahabat. Walau dulunya saat sekolah kami tak begitu akrab, tapi ketika akhirnya sama sama terdampar di kota Enrekang, kami mulai sering ketemu. Keseringan aku yang mendatanginya ke tempat kerja. Sesekali kami bertemu diluar, di warung bakmi langganan kami.

Lin, saat masih sekolah aku selalu was was tentang dia, tentang dia yang banyak mengenal laki laki, yang entah berapa kali pacaran, yang menurutku kacau. Lin saat itu siswi pindahan, dan aku yakin dia berpengalaman di dunia luar.

Lin yang cantik, baik, tentu banyak yang menaruh hati padanya, hingga kami sama sama kerja pun dia tetap banyak penggemarnya. Ya, walau aku tahu ia tengah menanti seseorang yang lain, yang telah menumbuhkan cinta di hatinya.

Bani, mungkin demikian nama pria itu, dia membuat Lin begitu menaruh harap, sampai sampai saat seseorang kenalan saudaranya menyatakan ingin meminang, Lin dengan tegas menolak. Begitu juga saat seorang teman kerjanya dijodohkan dengannya, ia menolak. Berkali kali dengan orang berbeda. Ah andai saat itu aku tahu, Lin. Mungkin aku akan memintamu menolak dia yang tak pasti.


Hingga bulan berganti, tahun berlalu, laki laki yang diinginkan Lin, yang dinantinya sepenuh hati mulai berubah, mulai tak yakin dengan hubungan mereka. Tentu Lin merana karenanya. Sekian lama menunggu tau tau dia, laki laki itu semaunya saja. Dan tepat setelah sekian banyak yang ia tolak. Lelaki, walau semua tak sama, namun tak sedikit yang hanya pandai mengikat janji. Lalu melupakannya.

Kemarin, Lin kembali mengabari, seseorang mendekatinya, seorang pria mapan. Aku sangat bahagia mendengar kabarnya, sebelum pada akhirnya Lin berkisah, ia galau, lelakinya di masa lalu muncul kembali, ingin meminangnya pada bulan mendatang.

Jika dia dilanda galau, kok malah aku yang meradang. Kenapa musti muncul disaat ada yang ingin serius dengan Lin?
Lin ingin hatinya yang dulu, namun banyak pihak seolah menantang, cukup untuk sakit hati yang pernah ada, jangan berulang lagi. Mungkin itu harapan disekeliling Lin.

Dan saat ini aku tahu, Lin masih gundah. Kembali, atau menerima yang baru?

Adakah pesan untuk Lin?
Kalau menurutku, cukuplah kecewa itu, sekali, dua kali, tiga kali. Ada baiknya menerima yang lebih mengerti. Lebih serius.
Namun bagi Lin, masih entah.

Enrekang, 3 Ramadhan 1440H

#Day3
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

 Sumber gambar: hdwallpapersrocks.com

11 komentar:

  1. Nggak tau saya dulu pernah mengalami hal ini pada salah satu laki2 di kampus sampai harus tahan sama ejekan karena laki2 ini kata orang melambai alias kayak cewek tp kalau didepan saya biasa seperti laki2 pada umumnya. saya menaruh harap sampai 3 tahun sampai akhirnya saya ragu meski dulu dia sempat menawarkan mau jadi pacarnya apa nggak? karena saya tujuannya menikah jd saya tolak. sempat musuhan sebelum skripsi tp saya abaikan saya lupa lalu tiba2 dia nongol lagi saat saya sudah dideketi sama yg lain tp karena gak mau terulang kecewa yg dulu yaudah. jd saya sekarang menikah dengan laki2 lain dan kabar dia tiba2 hilang begitu aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mama Indri makasih ceritanya, ntar tak kasih liat sama temanku itu, biar dia baca dan ambil keputusan.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Aku sih juga mikirnya gitu, kenapa musti sakit hati Mulu. Makasih sudah mampir.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Iya Mba Rosidah. Dulu pas kuliah masih aktifnya di organisasi, sekarang, karena sudah berkeluarga ikut suami. FLP tetap di hati Insyaallah.

      Hapus
    2. Iya, mba juga? Ketemu keluarga nih. Makasih sudah mampir.

      Hapus
  4. Iya pilih yang pasti aja, laki2 mah gtu ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba laki laki mah gitu, yang emang gitu. Insyaallah masih banyak yang tidak pake bahan PHP.

      Hapus
  5. Sholat istikharah aja gitu mbak. Bener bener curhat sama nyerahin semuanya ke Allah. Insyaallah, ada jawaban

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa tak sampaikan pesannya. Saya berharap nya yang terbaiklah untuk sahabat saya itu.

      Hapus

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)