Senin, 22 April 2013

Wanitaku

"Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, pada minggu ketiga."
Sebutlah ia wanita penyulut api. Berjalan kokoh dengan segala aksi. Tak kenal lelah dan kalah oleh dirinya sendiri. Ia lahir sebagai perisai suci. Tuk putra dan putri yang ia cintai.
Ibu dan aku
Adalah dia yang kusayangi. Menemani tidur saat aku bayi. Memeluk bagai tak ingin pergi. Hangat selalu hingga kubangun lagi.
Dialah yang sealalu kunanti. Saat rindu mulai berkecamuk dalam hati. Padanya yang kurindui. Selalu sampai kumati.
Sumbang suaraku memanggilnya, “Ibu ... “
“Ibu ... “
“Ibu ... “
Wanitaku dalam hidup ini, wanitaku yang kukasihi, wanitaku yang minggu depan kan kutemui lagi.
***
Dari hari sabtu kemarin aku menunggu tema tentang minggu ini. Gatal rasanya kedua jari telunjukku menyimpan rasa penasarannya. Terlebih aku mulai terbiasa kejar DL dua minggu belakangan. Makanya tuk minggu ini aku ingin menyetor tulisan tuk kegiatan “8 Minggu Ngeblog” bersama ‘Komunitas Blogger Makassar’ lebih awal. Dan rencananya menyetor lebih dari satu (mudah-mudahan saja).
Maka pagi tadi saat pengumuman keluar dan tema untuk minggu ini adalah “Perempuan Inspiratifku” aku sangat senang. Tema yang sangat cocok dengan hari kartini. Dan lagi di kepalau sudah menari-nari siapa yang pas kujadikan kisah dalam dunia kataku. So, mari ki’ di’ ....
Beberapa menit yang lalu aku kembali menjeajahi blog Angin Mamiri dan kutemukan sebuah komentar dari salah seorang yang ikut kegiatan ini. Kalau tidak salah namanya Bunda Imma, “Perempuan inspiratif. Sepertinya teman-teman banyak yang akan menulis tentang ibunya masing-masing.” Saat membaca komentar tersebut, aku lalu berpikir. Benar juga. Ibulah yang paling dekat dengan kita, yang membesarkan dengan cinta. Tak jarang dengan peluh dan air mata. Jadi kenapa tidak tuk menjadikannya “Wanita inspiratifku?”
Kembali tentang hari ini. Seorang dosen mengatakan, “Cinta itu lahir karena banyak tahunya obyek akan subyek.” Jadi kukatakan seperti ini, “Cinta itu kian tumbuh dan berkembang karena banyaknya banyaknya pengetahuan orang yang mencintai terhadap yang dicintainya.” Kalau dikaitkan dengan ibu, sangat paslah menurutku. Sebab manusia pertama yang kukenal di dunia ini adalah ibu, sekian tahun bersama, mengenalnya, bahkan sesekali membuatnya menangis.
Dari itu, Bu. Izinkan anakmu mengabadikanmu dalam tulisan bisu yang berbicara dengan lelehan air mata yang tak nampak. Karena rasa bersalah juga rindu yang berkecamuk. Lagi dan lagi.
***
Tentang ibuku. Ia sederhana. Telampau sederhana malah. Namun dari kesederhanaannya aku belajar untuk tampil apa adanya. Ibu juga mudah bergaul, sifat yang satu ini tidak menurun padaku (walau berusaha keras tuk mengakrabkan diri). Ibu juga orang yang taat pada agama. Yang mengajariku pertama kali tuk berhijab.
Aktifitas pagi
Walau bukan orang kantoran ibu juga termasuk orang yang sibuk. Subuh terbangun tuk menyiapkan sarapan, pergi memancing air (masih pakai selang pula), baju bapak yang harus disetrika,  juga bekal adikku yang masih TK. Yang kusalutkan, ibu masih memberi makanan pada rohaninya saat ustaz YM sudah tampil di tv, ibu kan bolak balik dari dapur tuk menyaksikan ceramah ustaz tersebut.
Pukul tujuh lewat rumah kami hanya akan dihuni oleh nenek (ibu dari bapakku). Terlebih saat ini, aku yang sudah kuliah dua adikku (Mifta dan Humairah) yang lain juga sedang mondok si sebuah pesantren. Sedang bapak dan ibu akan berangkat ke sekolah buat ngajar. Begitu juga dengan dua adikku yang lain: Jira yang duduk di kelas 5 SD, dan Hanif si bungsu yang masih TK.
Ibu bukanlah guru yang sudah terangkat (PNS) ibu masih guru honor. Pun demikian aku melihat kesungguhannya tuk mengajar. Mungkin hal itu pula menular padaku. Sebab saat ini aku tengah menempuh Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Walau tak begitu tahu kegiatan ibu di sekolah, tapi aku sangat tahu saat ibu pulang jarang beliau langsung istirahat. Aktifitas sebagai ibu rumah tangga kembali berlanjut.
Belum lagi ibu yang menggantikan bapak memberi makan hewan ternaknya (sapi, kambing, juge beberapa ekor bebek). Rutinitas ibu yang satu ini tak jarang terjadi. Bapak sering ke kota kabupaten jika ada urusan sekolah, dan jika terlambat pulang ibulah yang menggantikannya memelihara hewan ternak kami. Hujan sering pula mengguyur tubuh kurus ibu. Tak jarang aku bertanya, “Kenapa tidak dijual saja?” Bapak dengan senyum khasnya menjawab, “Itu untuk tabungan sekolah kalian.” Benar saja, semua yang dilakukan orang tua selalu berorientasi pada anak-anaknya.
Menemani Hanif belajar
Sore berlalu dengan cepat. Jika dipikir-pikir mungkin saat malam tiba disitulah saatnya ibu akan beristirahat, begitu juga dengan bapak. Tapi yang terjadi adalah setelah shalat magrib ibu kan melanjutkan aktifitas kerohaniannya: mengaji. Beberapa halaman telah terbaca lalu kemudian ibu kembali mengajar mengaji. Jika bapak mengajari nenek (inilah keunikannya, nenek baru belajar mengaji. Namun semangatnya itu loh, ngalahin anak muda). Sedang ibu punya beberapa santri yang juga ikut mengaji. Itulah ibuku.
Isya pun datang. Bapak kembali ke mesjid untuk shalat sedang ibu pun sama. Malam berlanjut setelahnya dengan lelapnya tidur ibu, itu juga kalau si kecil Hanif tidak merengek minta macam-macam.
Bersama bapak
Hari ahad tiba. Jika yang kita tahu hari minggu adalah hari libur untuk berkumpul dengan keluarga maka berbeda dengan bapak dan ibuku. keduanya sangat kompak tuk ke kebun. Bukan untuk mengasingkan diri dari anak-anaknya. Justru bapak dan ibu malah sangat sibuk. Dan lagi, ibu tak membiarkan bapak pergi sendiri.
Ibu. Itulah kerjaannya hampir tiap hari. Itu yang kulihat dengan kasat mata. Yang tidak tampak olehku mungkin lebih banyak lagi. Sebab yang kutahu, ibuku adalah pahlawan bagi anak-anaknya. satu-satunya yang setia menemani bapak melangkah.
Wanita yang puluhan dulu dipinang bapak. Ya! Wanita itu adalah ibuku. ibu kami. Wanita kebanggaanku.
Bapakku dulu adalah petani, makanya ibuku juga Bu petani.
Sekarng bapakku guru, ibuku pun jadi Bu Guru.
Bapakku dan ibuku.
Ibu ...
Ibu ...
Ibu ...
Aku pun akan menjadi sepertimu.
Keluargaku

Sederhana saja :)
Nahlatul Azhar
Makassar 22-4-2012



17 komentar:

  1. ibu selalu menjadi perempuan inspiratif, ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, walau banyak yang jadi perempuan inspiratif selalu ibu yang didahuluin :)

      Hapus
  2. Ibu memang top deh....
    Yang paling banyak makhluk Tuhan di Surga adalah IBU...ya IBU..., yang tak lekang oleh waktu, tetap menjadi ibu yang terbaik bagi anak2nya...,

    Salam ya dengan ibunya.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Haerul, sampai2 bilang "IBU" saja udah membangkitkan rasa rindu. Hanrusnya ibu dapat penghargaan terus yah.

      Hapus
  3. jadi kangen sama ibuku mbak :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama, makanya tak jadiin obat kanegn saja tulisan ini :)

      Hapus
  4. ibu memang selalu yang utama dan pertama ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, tadinya malah mau nulis tentang orang lain tapi kalau dipikir kenapa g yang dekat2 saja :) makasih mba sudah mampir

      Hapus
  5. ibu memang krenn ...
    walau saya sudah jarang ketemu dengan ibu ku, tapi tetap ibu adalah nomer satu

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mas Eko pun jauh di mata tetap dekat di hati :)

      Hapus
  6. ibu memang menjadi sosok yang senantiasa menginspirasi,,

    salam sama ibundanya yah, titip doa dari saya. moga sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mas Imam sudah mampir, makasih juga titipan doanya

      Hapus
  7. Ibu... Sedari sekarang harus di buat tersenyum terus kak, jangan dibuat menangis lagi :) Waktu itu cepat berlalu jangan sampai nantinya nyesal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih Dik Dweedy. Iya harus itu, nyesel sih dulu buat ibuku meneteskan air matanya. Makanya musti ditebus dengan menjadia anak yang shaleh biar ngga nyesel nantinya.

      Hapus
  8. Kak, kalau baca peraturannya, kata "Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, pada minggu ketiga." ditaruhdi awal tulisan, maaf kalau saya yang salah mengerti

    BalasHapus
  9. ibu selalu menjadi sumber inspiratif kita ya

    BalasHapus

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)