Jumat, 31 Mei 2019

30 HRDC day 26: Sad Ending


Kami pun pulang ke rumah yang tak jauh dari rumah sakit. Saya memilih jalan kaki, sebab jalan menuju rumah tajakan, takut, dan lagi hamil tua. Suami pun sama, soalnya demi menemani saya jalan, jadi dia juga memilih jalan kaki. Kami saling diam, hatiku berkecamuk. Dominan rasa takut menggelayuti. Suami lantas menggenggam tangan saya. Tatapannya teduh menenangkan. Saya tahu, dia pun khawatir namun bisa dikendalikan.

Sampailah kami di rumah, keluarga tengah menanti berita yang kami bawa. Dihiasi senyum kecut di wajah, berkisahlah kami, perihal apa yang dokter sampaikan. Keluarga lantas menyemangati, menguatkan. Insyaallah Allah lebih tahu jalan yang terbaik untuk saya lalui.
Karena koper untuk persiapan bersalin sudah siap jauh jauh hari, maka tak banyak yang kami persiapkan lagi. Mentallah mungkin yang perlu saya kuat kuatkan. Pun dokter juga keluarga meminta tenang, jangan stres rasanya sangat sulit. Tau tau air mata meleleh saja. Ya Allah, inilah jihad seorang ibu?

Suami lalu menelpon orang tua saya di kampung mengabarkan keputusan akhir yang akan saya tempuh. Orang tua menguatkan, mendoakan dari jauh. Sempat saya meminta agar bapak dan Mama datang, namun saat itu keduanya lagi sibuk persiapan ujian di sekolah. Maka jadilah hanya bisa mendoakan dari jauh.

Masuk waktu Ashar, kami pun Shalat. Doa dilangitkan, hati dikuatkan. Dengan penuh harap semoga semuanya dimudahkan, terlalui dengan baik. Lalu berangkatlah kami, saya, suami, dan dua saudari suami. Alhamdulillah karena punya keluarga baru yang selalu kompak. Senyum saya usahakan hadir di bibir saat berpamitan pada bapak dan ibu mertua.

Hingga sampailah di RS. Terlebih dahulu saya disuruh menunggu di ruang bersalin. Di suruh melengkapi ini dan itu. Suami dan saudari ipar pun yang mengurus. Saya duduk saja di pembaringan. Semakin mendekati azan magrib. HP saya berbunyi, dari orang tua di kampung, saya angkat.
Alangkah bahagianya saat ibu menanyakan ruangan tempat saya akan dirawat pasca melahirkan, ternyata orang tua memberi kejutan manis keduanya datang menemani. Ada luapan bahagia yang memenuhi rongga dada. Ah, ini dia penenag yang lainnya. Melihat wajah keduanya hati saya sedikit demi sedikit terobati. Lebih lapang rasanya. Sedih yang bahagia di akhirnya.

Setelah mengurus ini dan itu, berpindah lah saya ke ruangan yang telah dipersiapkan. Alhamdulillah berada di ruangan vip, pasien di dalam cuman saya. Pesan keluarga suami jauh jauh hari memang demikian, memilih kamar vip, agar saya lebih nyaman, yang jaga pun nyaman, dan kami bisa tenang di dalamnya.
Besok adalah harinya. Tanggal 22 Januari 2019.
Degh!

Madata, 26 Ramadhan 1440H
#Day26
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Sumber gambar: @beytal_4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)