Minggu, 19 Maret 2017

Dapur Kita (DAFA 07)

Masih tentang kami, alumni DAFA 07. Ceritanya pas lagi ngumpul buat bikin kapurung kemarin beberapa pengalaman sangat bagus buat dikisahkan. Seru soalnya.
Mulai dari pas ngumpul yang rencana awalnya jam 3 sore. Tau tau saling mengharap tinggal makan pas datang. Hihihi. Kalau tidak salah yang datang pertama adalah Bu Ainun. Dengan semangat 100% ke atas doi bawa mangga muda buat dibikin raca manngga andalannya. Saya akui deh, diam diam calon Bu dosen kita ini perlu diacungi sepuluh jempol. Sebab di kepalanya banyak ide ide yang belum ditularkan. Demi kelangsungan hubungan silaturrahmi alumni DAFA 07. Eaaaa.
Yang datang kedua adalah Bu Fitrah. Kalau ibu yang satu ini lumayan heboh. Maklum mungkin karena paling bahagia dari yang lain (sudah laku soalnya alias sudah nikah). Sedang yang lain masih menanti. Hikzzzz. Pas datang yang tadinya pengen tinggal makan, tau tau malah diminta ke pasar buat belanja bahan kapurung. Hehe tugas yang cocoklah buat istri shalehah.
Selanjutnya yang datang adalah saya. Bagian ini tidak ada yang spesial. Saya pelengkap saja. Hehehe.
Mmmm... Selanjutnya dua wanita yang sedang meniti karir pun datang. Bu Fevi dan Bu Lia. Keduanya jadi pelengkap yang bikin suasana dapur makin ramai oleh ide dan tawa.
Seperti saat lagi goreng kacang, Bu Lia lah yang bertugas. Berkali kali ibu dapur kita satu ini bertanya, sudah matang atau belum? Pas dijawab sudah, eeee malah bilang belum matang. Sampai berkali kali bertanya dan menjawab sendiri.
Oh iya Bu Lia juga yang paling semangat supaya kapurungnya cepat selesai. Sudah lapar katanya. Makanya saking laparnya terpaksa keluar beli makanan buat ganjal perut yang sudah melilit. Bu Lia maafkan keterlambatanku masak, kata kapurungnya.
Hampir lupa si empunya rumah. Bu Anisah lah yang paling heboh. Saking hebohnya si ibu satu ini siap rumahnya dijadikan tempat kedua buat kita ngumpul. Sarangheo Bu Anisah, terimakasih. Berkat dirimu kita bisa menikmati kapurung tanpa bentuk namun sedap itu.
Gas habis!!!!
Itulah yang terjadi kemarin. Yang jadi soal adalah setelah ganti tabung gas, dan sudah di pasang oleh wonder woman kita alias Bu Fevi (cuman ibu yang berani pasang gasnya kemarin), tau tau  kompornya tidak mau nyala. Berkali kali diperiksa dan buat kita semua panik. Sudah menjelang magrib tapi kompor malah mati. Mana yang lain sudah pada otw. Reputasi ibu ibu dapur dipertaruhkan. Sampai salah satu bapak yang datangnya cepat ikutan turun tangan pak Safar. Dan.... Ah, gagal pemirsa. Jadi bagaimana???
Wonder woman pun kembali beraksi. "Yes!!!" teriaknya dari dapur membuat kepanikan musnah disambar api #eh.
Adegan berikutnya adalah satu persatu bahan kapurung disatukan. Lombok dihancurkan, dibaurkan dengan tomat tomatan (apasih).
Tak lupa sahut sahutan dari beberapa suara memenuhi ruangan. Maklum ibu ibu dapur kita pada sibuk mengeluarkan ide berbeda.
Suasana dapur heboh ala ala lah pokoknya.
Dan.... Taraaaaaaaa.
Bapak bapak masuk, kita santap kapurung tak berbentuk bersama sama. Saya nambah, wajib! Soalnya makanan favorit. Yang lain juga, ya kan kan KAN??? Jawablah jangan bikin saya malu sendiri. Huhuhu...
Oh iya sampai lupa makanan penutupnya adalah es putar Pak Kumis yang dibawa langsung oleh Om Zul.
Sekian laporan dari dapur rempong.
Makassar, 20 Maret 2017
Pukul 00.03



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)