Senin, 20 Maret 2017

Cara Mengirim ke Koran Amanah

Sudah lama tidak menulis cerpen membuat saya ketinggalan banyak dari teman-teman FLP di Makassar. Saya jadinya harus mengejar, mengulang lagi apa yang dulu sudah saya rintis. Menyesal juga pernah berhenti kurang lebih dua tahun.
Tapi... Musti bangkit lagi. Kalau kata teman saya, "Harusnya kamu tuh sudah banyak tulisan, kan sekarang lebih banyak pengalaman dari yang kemarin kemarin."
Teman saya ini juga ambil andil dalam membangunkan saya dari mimpi yang panjang. Beda lagi kalau di FLP disuruh nulis cerita anak. Katanya saya bagus di situ.
So, bismillahirrahmanirrahim baiklah, saya mulai menulis di sosmed dulu. Semisal FB, blog, IG. Dan kali ini di blog pengen nulis tips ngirim ke koran Amanah Makassar.
Kalau kata senior di FLP rata rata tulisan yang dimuat di koran Amanah itu tulisannya anak anak FLP. Bukan karena di dalam ada orang FLPnya, tapi karena yang rajin ngirim memang anak FLP. (Anak? Sok tua).
Baiklah... Begini caranya.
1. Kalau mau ngirim berarti harus ada yang dikirim, nah apa yang dikirim? Tentu tulisan dong. Masak makanan? Jadi siapkan tulisan terbaikmu. Khusunya cerpen atau puisi.
Tuliskan naskah dengan rapi di ms. word (2003 atau 2007 atau 2010) yang rapi dan sudah diedit. Biar yang baca seneng dan tidak menyumpahi tulisan kita karena kebanyakan salah ketik. Hikzzz
2. Yang kedua di akhir naskah selipkan data diri penulis yang diserta dengan foto kita yang keceh baday. Bisa juga di ms. Word yang baru sih.
3. Kalau tulisan sudah siap kita lanjut buat ngirim. Ibarat mau pergi pasar, tentu dong ada kendaraannya. Makanya kita harus punya email sebagai kendaraan tulisan kita. Ya ngga?
4. Tahap selanjutnya bukalah email pilih kirim, taruh alamat yang kita tuju. Isi badan email dengan kalimat kalimat pengajuan cerpen atau puisi kita. Semacam pengantar. Lalu lampirkan file tulisan kita.
Contoh judul email pas ngirim : Cerpen_Membunuh Pengantin_Nahlatul Azhar
5. Kirim deh. Eh sampai lupa alamat koran Amanah Sastraislam@gmail.com.
Sudah kan??
Terakhir kalau mau tahu tulisan kita dimuat atau tidak belilah korannya. Khususnya cerpen dan puisi rilis hari Sabtu. Kalau tidak bisa beli korannya ya, bertanyalah pada yang punya koran. Kalau dalam seminggu tulisan kita belum dimuat juga, jangan berkecil hati. Bisa jadi Minggu depannya atau depannya lagi. Yang jelas kita musti sabar menunggu. Tenang saja kalau jodoh tidak lari kemana kok. Eh.
Maksudnya karena pasti yang ngirim tulisan banyak, jadi kita musti kuat dan sabar menunggu. Penantian panjang pasti berlabuh kok. Kalau jodoh pasti dipersatukan. Eh.
Sudahlah.
Demikian tulisan ini saya buat. Semoga berkenan. Dan jika ada kesalahan mohon perbaikan dan masukan. Terimakasih.
Makassar, 20 Maret 2017
Di kos teman, Ainun.

Kota Tua, Kita Tua, dan Benih 

Aku tua di sini
Aku lupa bagaimana cara menjadi aku yang dulu
Aku lupa kita pernah menanam benih yang sama
Bedanya kau jaga benihmu
Namun aku...
Benihku aku jaga sekejap mata sebelum kutinggalkan di kota tua ini
Kini kau dan benihmu sudah berbunga indah
Tatapanmu bangga walau kau sudah berumur tua
Aku pun tua
Namun tak meninggalkan makna sepertimu
Aku tua
Dan benihku mendekam di dalam kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)