Jumat, 05 Desember 2014

Minggu Pagi yang Mencekik Bersama Fonem

Aku berada padamu yang bergemuruh menunggu minggu pagi
dengan hapalan-hapalan yang menjuntai panjang
tebal
membingungkan
Kalimat-kalimat yang penuhi kepala
memberat
menjadi batu
batu di kepala
Titik!
tunggu!
terlalu cepat menyudahi sebelum aku sempat memulai
ini pergolakan batin
aku tengah bercerita dan satu titik tak berhak menghentikanku
belum kuceritakan tentang Fonem yang membingungkan
kau tahu bagaimana dia menjerumuskanku?
mudah sekali,
kukira tuanku menyebutkan kata beras
kuambilkan segenggam, kuletakkan di atas meja
di depannya
mata tuanku membelalak
memerah
menusuk urat-urat biruku
“Aku menyuruhmu apa, Hah?”
aku tersengal
bukan beras, sayang. Tapi peras!
kata dayangnya, seorang bidadari berbibir tebal
pantaslah tuanku marah
dan kau tahu selanjutnya apa yang terjadi?
telingaku dicap bermasalah
aku ditendang dari tempatku berpijak
minggu pagi berubah petaka
ah, aku ingin terbangun jika itu hanya mimpi
kuharap mamak menyiram kepalaku dengan air dingin
kau tahu ...
sulit menaklukkan tuanku setelah kurang lebih empat tahun melayaninya
padahal ... aku hanya berharap beberapa angka untuk hidupku di depan sana
tapi tuanku tak peduli itu
hanya karena perbedaan satu huruf
aku kini berada di ujung tanduk
sebentar saja nafas dipinta
tuanku tertawa
dan aku?
masa depanku terancam sudah
dan satu huruf berbeda itu
tentang beras dan peras
telah mencekikku paksa
aku ...
tertimbun kata-kataku sendiri
Maka tuan ... sudikah merubah nilai-nilaimu?
ah! Dasar fonem!

Makassar-13-11-2014

Menjelang ujian akhir dengan kepala yang sakit
semoga minggu pagi penuh senyuman
* Panggung Tiga Kata 13 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)