Minggu, 23 November 2014

Pohon Sakura dalam Hati

“Lalu?” tanyaku bodoh.
“Apa lagi? Ya sudah tinggalkan saja aku!” bentaknya dengan wajah memerah.
“Tidak bisa, aku tidak ingin kamu ...” tecekat. Aku tidak ingin dia mati.
“Hah, kau pikir aku akan mati? Dengar Kel, dunia tidak sesempit yang ada di kepalamu. Aku mati karena hal ini? Yang benar saja!” judes, galak, mengesalkan. Gabungan sikap yang membuatku tidak betah lama-lama berada di dekatnya. Mungkin juga bagi Liz.
“Tapi ...”
“Pergilah! Sana!”
Huft! Baiklah tuan ...
Aku melangkah mundur, menatap wajahnya yang penuh kemarahan sesaat.
Benar kata Liz, pohon sakura tidak akan tumbuh lama di hatinya. Dan tentang Liz yang meninggalkannya, bagaimana kabarnya? Apakah ia masih menyimpan rasa untukku? Rasa yang sebenarnya salah.
“Di hatiku hanya ada pohon sakura untukmu, Kel!” kudengar bisikan Liza sekali lagi.
Untuk kebersamaan yang tidak mungkin. Sebab pohon sakuraku hanya untuk sang tuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)