Jumat, 21 November 2014

Bagaimana kau mulai menulis?

Meira's Art
Aku menulis ketika aku merasa sangat senang, sangat sedih, sedang berada di atas angin, atau terjatuh di dasar bumi. Aku menulis saat aku merasa tidak mungkin untuk berbicara. Menulis adalah cara ngomong yang lain bukan?
Berkali-kali aku putuskan bahwa, aku akan menulis sebagaimana hatiku menginginkannya. Aku bahkan tahu diri jika kadang kala, atau banyak kala, aku hanya menulis suara-suara hati yang tak didengar orang lain. Saat dimana aku hanya aku yang merasa rendah diri, tercela, dicela, tanpa punya ke-pe-de-an yang ‘wow’ seperti yang lainnya.
Dan kau pun harus tahu, tak ada yang ingin mendengar pengungkapan kekurangan diri yang hanya itu-itu saja. Tidak ada. Belakangan aku tersadar jika darinya aku hanya mendapatkan banyak kutukan dari yang lain.
Ya! Faktanya begitu.
Menjadikan rumah Kata(K) sebagai tempat curhat adalah hal terampuh yang kupunya. Pun jika kelak rumahku itu mulai protes tentang segala hal yang aku tulis di dalamnya, aku akan mencari rumah yang lain.
Begitulah cara aku menulis. Untuk menumpahkan gelisah agar tak memenuhi hati. Berbagi sedikit bahagia agar dirasakan hati yang lain.
Perasaan malu dengan tulisan-tulisanku sebenarnya ada, tapi ... harus bagaimana aku?
Hey! Maaf untuk tanya-tanya tak menentu. Sekian dariku. Semoga kau mengerti. Semoga.^^v

2 komentar:

  1. emm gitu ya mbak, :)
    kalo aku ga bisa nulis mbak, ga bisa iya, malu pun iya juga, :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, sebenarnya aku juga Mba, makanya kebanyakan tulisan tulisanku isinya curhat semua.

      Hapus

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)