Oleh: Nahlatul Azhar
Mawar dan melati adalah saudara kembar. Keduanya
tinggal bersama ayah dan ibu mereka. Mawar terkenal karena kecantikannya.
Sedangkan Melati karena kepintarannya. Walaupun keduanya memiliki kelebihan
masing-masing, tapi Mawar selalu merasa lebih hebat dari Melati. Makanya, walau
sudah dikenal karena kecantikannya Mawar selalu saja ingin mengalahkan Melati
di kelas.
“Melati, kamu harus mengerjakan tugas rumahku ya!”
perintah Mawar.
“Baik, Kak.”
Mawar adalah kakak sedang Melati adik. Walaupun
kelaahiran keduanya sangat dekat karena hanya berselang beberapa menit, tapi
Melati sealalu memanggil Mawar sebagai kakak. Itu pula alasan Mawar sering
menyuruh nyuruh Melati. Karena Mawar merasa lebih tua dari Melati.
Hampir setiap hari Melati mengerjakan dua pekerjaan
rumah. selain tugasnya sendiri, Melati juga harus mengerjakan tugas kakaknya.
Orang tua mereka tentu tidak tahu, sebab Mawar sudah mengancam Melati terlebih
dahulu.
“Awas ya kalau bilang ayah sama ibu!” ancam Mawar untuk
kesekian kalinya. Melati tentu saja takut.
Selain itu Mawar juga selalu menyuruh Melati agar
tidak membenarkan jawabannya saat mengerjakan tugas. Sehingga Mawar selalu mendapat
nilai tertinggi sedangkan Melati berada di bawahnya. Sikap Mawar yang seperti
itu hanya diketahui Melati. Ayah, ibu, guru, dan teman-temannya berpikir Mawar
memang murid cantik dan berprestasi.
***
“Anak-anak minggu depan kita ulangan ya. Jadi
persiapkan diri kalian baik-baik,” ucap Bu Tia. Wali kelas 5A SD Pertiwi.
“Iya Bu ...” jawab murid-murid kelas 5A kompak.
Mawar yang duduk di samping Melati langsung
berbisik.
“Melati, ingat ya minggu depan kamu harus menuliskan
namaku di kertas ulanganmu,” perintah Mawar.
“Lalu bagaimana dengan aku, Kak?” tanya Melati
dengan suara pelan.
“Aku yang akan menulis namamu di lembar ulanganku.”
Melati menarik nafasnya. Lagi-lagi ia akan mendapat
nilai yang rendah. Mawar memang mengerjakan soal ulangan tapi jawabannya asal
asalan saja. Makanya tidak jarang nilai ulangan Melati sangat rendah.
Dengan ulangan di bawah rata-rata seperti itu tentu
akan membuat ayah dan ibu marah pada Mealati. Melati disuruh lebih giat
belajar, padahal kan ia sudah sangat rajin. Sebaliknya, Mawar selalu mendapat
pujian dari ayah dan ibu mereka.
***
Ulangan semester telah tiba. Murid-murid kelas 5A
duduk di kursinya masing-masing sambil mengerjakan soal ulangan. Tidak seperti
biasanya, Mawar hanya duduk seorang diri. Melati tidak ada di sampingnya.
Wajah Mawar mulai pucat. Ia sama sekali tidak
belajar semalam. Mawar berharap Melati yang akan mengerjakan soal ulangan itu
untuknya. Sayangnya, saat hendak berangkat ke sekolah Melati tiba-tiba sakit
perut. Wajah Melati sangat pucat sehingga ibu memintanya untuk istirahat saja
di rumah. Mawar diminta menyampaikan pada Bu guru kalau Melati sedang sakit.
“Mawar, kenapa kertas ulanganmu masih kososng?”
tanya Bu Tia saat melihat kertas ulangan Mawar.
“Mmm ... saya tidak tahu jawabannya, Bu,” jawab
Mawar. Wajahnya mulai pucat.
“Kenapa bisa? Kamu tidak belajar?” tanya Bu Tia lagi.
Mawar mulai menitikkan air mata. Melihat hal itu Bu
Tia memanggilnya menghadap ke kantor setelah uangan jam pertama selesai.
Mawar pun menceritakan yang sebenarnya. Bahwa selama
ini Melati lah yang mengerjakan semua tugas-tugasnya juga ulangannya. Bu Tia
mendengarkan pengakuan Mawar dengan seksama.
“Huhuhu ... maafkan saya Bu, saya berjanji tidak
akan seperti itu lagi.”
“Ibu memaafkanmu kali ini, tapi kamu harus minta
maaf juga pada adikmu, Melati. Dan kamu harus ingat Mawar, kalau kamu malas
kamu sendiri yang akan susah nantinya. Lihat kan, saat Melati tidak ada kamu
juga tidak bisa menjawab soal ulangan. Lagi pula perbuatanmu itu tidak baik.”
“Iya Bu, huhuhu ...”
Hari itu Mawar tidak mengikuti ulangan. Ia pulang ke
rumah lebih awal. Ia ingin bertemu dengan Melati untuk minta maaf. Bu Tia juga
mengizinkan. Mawar akan mengikuti ualangan susulan bersama Melati. Dan Mawar
berjanji saat ulangan nanti, ia akan mengerjakan semuanya sendiri.(*)
(penulis
adalah anggota FLP Ranting Unismuh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan jejak :)