Jumat, 15 November 2013

Persahabatan Ba-Bi-Bu (Persahabatan 3 Anak Kucing)


*Cernak ke-2 yang dumuat koran harian Fajar
Oleh: Nahlatul Azhar
Baba, Bibi, dan Bubu adalah tiga ekor kucing yang bersahabat. Mereka tinggal di hutan belantara. Baba adalah kucing jantan tertua, sikapnya bijaksana dan bertanggung jawab.  Sedangkan Bibi kucing betina yang penyayang. Bubu sendiri adalah kucing jantan yang nakal dan suka mengganggu hewan yang lain. Tentu saja sikap Bubu sering ditegur oleh dua sahabatnya.
Pernah suatu hari Baba, Bibi, dan Bubu bermain di tengah hutan. Bersama dua ekor kucing yang lain. Saat bermain, Bubu sengaja mengajak salah satu kucing bersembunyi di tempat yang gelap. Setelah itu Bubu meninggalkan kucing tersebut. Karena ketakutan kucing itu menangis sekeras-kerasnya. Itu semua akibat ulah jail si Bubu. Dan saat dimarahi, Bubu hanya diam saja.
Di lain waktu Bubu sering menjaili adiknya sendiri. Menganggu adiknya sampai menangis. Ayah dan ibu memarahi Bubu. Tapi tetap saja Bubu hanya mendengarnya dan setelah itu ia berbuat jail lagi.
Hanya Baba dan Bibi yang jarang mendapat perlakuan jail Bubu. Namun demikian Baba dan Bibi mulai tidak suka dengan sikap Bubu tersebut. Apalagi banyak hewan hutan yang mengeluh pada keduanya tentang sikap Jail Bubu.
“Baba, kayaknya Bubu sudah sangat keterlaluan deh. Masa tiap hari ada saja yang dijailin,” kata Bibi pada Baba. Bubu memang sedang tidak bersama mereka berdua.
“Aku juga sedang memkirkan itu. Kita harus membuatnya sadar agar tidak jail lagi. Kasihan hewan-hewan yang lain kalau terus dijaili. Bisa-bisa Bubu diusir dari hutan ini,” ucap Baba.
Keduanya tampak berpikir keras untuk menemukan cara agar Bubu bisa disadarkan. Baba dan Bibi takut kalau Bubu sampai dipanggil raja hujan karena keusilannya. Bisa-bisa Bubu diusir beneran dari hutan.
“Aha! Aku punya ide,” ucap Bibi tiba-tiba.
“Apa?” tanya Baba penasaran.
Bibi pun menceritakan idenya pada Baba. Baba mengangguk-angguk tanda mengerti. Ia menyetujui usulan Bibi. Keduanya berharap Bubu benar-benar bisa merubah sifat jailnya dengan cara tersebut.
***
Sore hari hutan sedang sepi. Begitu pula dengan tempat bermain Baba, Bibi, dan Bubu. Hanya ada Bubu di tempat itu. Hewan yang lainnya tidak tampak sama sekali. Tidak hanya itu dua sahabat Bubu pun tidak datang. Padahal kemarin mereka berjanjin untuk bertemu di tempat itu.
“Kenapa tidak ada siapa-siapa ya, Kemana Baba dan Bibi? Padahal kemarin mereka sudah janji untuk berkumpul di tempat ini,” ucap Bubu pada dirinya sendiri.
Hari mulai gelap. Bubu masih tidak menemukan siapa-siapa di hutan. Akhirnya Bubu pulang ke rumahnya. Ia ingin bercerita kepada kedua orang tuanya. Tapi alangkah kagetnya Bubu saat ia tidak menemukan siapa-siapa di rumahnya. Ayah dan ibunya juga tidak ada. Adiknya yang masih bayi juga tidak ada.  
“Ibu! Ayah!” teriak Bubu.
“Ibu!!!”
“Ayah!!!”
Tidak ada yang menjawab. Hutan benar-benar sepi. Bubu merasa sendiri. Ia jadi teringat kelakuannya pada teman-temannya.
“Ternyata tidak enak kalau hidup sendiri seperti ini. Tidak ada teman bermain, ayah dan ibu juga tidak ada,” lagi-lagi Bubu bergumam sendiri. Ia benar-benar mulai sedih dan menyesali kelakuannya selama ini.
“Bagaimana ini? Kemana semuanya? Apa mereka benar-benar meninggalkana aku?” air mata Bubu mulai jatuh.
“Aku benar-benar menyesali perbuatanku. Aku ingin minta maaf!” tangis Bubu pecah. Ia menangis sendiri.
Angin malam bertiup. Menggoyangkan pepohonan. Suasana malam mulai mencekam. Bubu mulai takut. Ia tidak suka sendiri. Sebenarnya Bubu jail karena tidak ingin teman-temannya tahu kalau ia juga penakut. Kalau sebenarnya Bubu juga suka menangis.
“Bubu, kamu kenapa?” sebuah suara menghentikan tangis Bubu. Itu suara Bibi, sahabatnya. Bubu membalikkan badan. Alangkah terkejutnya ia saat melihat Bibi, Baba, ayah, ibu, adiknya, dan penghuni hutan yang lain berdiri di hadapannya.
“Teman-teman, ayah, ibu!” Bubu berlari ke arah teman-temannya.
“Maafkan aku, aku tidak akan  jail lagi. Aku benar-benar takut tadi,” ucap Bubu, “aku pikir kalian semua meninggalkanku,” lanjutnya.
“Asal kamu janji tidak nakal dan jail lagi,” ucap Baba.
“Tentu aku akan berjanji! Karena ternyata tidak enak hidup seorang diri tanpa teman dan keluarga,” janji Bubu. Akhirnya Bubu menyadari kesalahannya selama ini. Ternyata rencana Bibi dan Baba untuk menyadarkan Bubu berhasil.
Semejak itu, Bubu tidak pernah nakal dan jail lagi. Teman-temannya pun tidak pernah mengeluhkan sikap Bubu. Mereka semua hidup rukun di hutan belantara.(*)

Villa Taman Madani, 7-11-2013
(Penulis adalah anggota FLP Ranting Unismuh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)