http://agoyman.deviantart.com/ |
Dia
menjadi wanita tak berpunya. Bukan tak memiliki uang (walau memang keseringan
bokek). Sama sekali bukan. Justru yang ia tak punya adalah bentuk cinta yang
nyata. Seperti kebanyakan gadis yang mengharapkan sang arjuna, begitu pula dia.
Kadang ia berpikir mungkin karena fisik yang tak berbentuk. Mungkin juga karena
lahir dari perkampungan kecil yang dikelilingi buki. Ya! Berbagai kemungkinan
terukir dalam benaknya. Benak dia,
wanita itu.
Oh,
wanita itu pernah berkisah dulu sekali ia pernah mengenal cinta dalam bentuknya
yang nyata. Di hadapannya. Juga di hatinya. Itu pun saat tammat SMA. Baru kali
itu, dan saat itu yang terjadi adalah dia belum siap sakit untuk sebuah rasa.
Berkali-kali ia menangis dalam kesendirian. Berkali-kali memohon agar sang
arjunanya tak pergi. Wanita malang yang dibutakan cinta. Siapa yang peduli jika
bahkan ia sendiri tak berani mengakui dirinya punya kekasih? Sungguh tak ada
yang tahu, atau yang lain pura-pura tidak tahu. Sebab awalnya siapa yang
menyangka wanita itu akan mengenal kata pacaran?
Begitulah
sikap wanita itu. Diam-diam ingin. Diam-diam tenggelam. Diam-diam bangkit lalu
jatuh lagi.
Tapi
kini wanita itu silau akan rasa. Bagaimana tidak, jika dulu ia sangat bertahan
dengan satu rasa, setia pada satu nama, bahkan berjanji untuk satu orang saja,
kini berbalik tak ingin terikat kata cinta. Namun lagi-lagi dalam diamnya ia
menebar kagum yang berkepanjangan. Pada siapa? Tentu pada siapa saja yang
menarik hatinya dan orang yang ia yakini tak berpunya.
Wanita
yang aneh kan?
Namun
itulah yang terjadi, tentang wanita itu ia semakin ahli menyembunyikan diri.
Namun mengumbar duka pun sukanya lewat kalimat-kalimat tak bernada. Tidak hanya
itu, ia bahkan berterima kasih pada setiap arjuna yang pernah menyelipkan sakit
dalam hatinya. Baginya dari situ kisah terlahir. Juga dari itu ia mencari siapa
yang benar-benar membuatnya terperangkap dan tak silau pada siapapun lagi.
ehheeemmm..... jangan2 ini kisah penulis ;)
BalasHapushehehheeh, menurut kakak gimana?
Hapus