Kamis, 11 April 2013

CaBu 1 : Yang Kutakutkan Menghampiri


Malam itu ia berkisah tentang masa lalunya. Aku yang mendengarkan terhanyut memoar yang ia genggam. Indah tapi berduri. Aku pun menjadi dia. Menjadi aku dalam kisah itu. Alasannya sederhana saja, ‘Karena aku pun merasakan hal yang sama : cinta’.
Maka inilah dia ...
Sebuah kisah, bukan kisah cinta. Hanya bisu yang menjelma kata.

                    I4 april 2011

                 Aku tahu, perasaanku tak akan pernah berdusta, kata hati tak pernah mungkir. Hatiku tergelitik, aku merasakan seluruh darahku memanas. Hatiku deg-degan, suarnya berdentuman tak beraturan, akalku tak mampu aku kendalikan. Aku tau ini akan terjadi, tapi aku tak mempersiapkan diri untuknya.
Sebuah kalimat indah ia tujukan padaku, tak ayal membutku salah tingkah di malam yang sunyi, tak ada yang melihatku, tapi aku sungguh malu dibuatnya, bagaimana mungkin itu ia ucapkan. Ya Rob ...  akankah ini ujian untukku ataukah malah anugrah?
Jika ini ujian, aku mohon pinjamkan aku sedikit kekuatan-Mu tuk menghadapinya, namun jika ini anugrah untukku, jangan biarkan aku terlena padanya. Aku tetap ingin cinta sejati dari-Mu,  walau cinta di dunia ini menjadi penghiasnya, aku tetap berharap Engkau yang pertama mengisi kekosongan cintaku ya Rob.
I LOVE YOU
Kata-kata itu bagiku hanya untuk mereka pemuja pacaran, awalnya. Tak pernah membayangkan akan ada yang menujukan kalimat singkat yang membuat orang kadang gila itu padaku. Apa lagi darinya, mustahil.
Aku selalu menganggapnya jauh di atasku, bukan berarti aku mendewakannya, sama sekali tidak. Hanya anggapan ia terlalu pintar, sempurna, menjadikanku tak pantas mengharapkannya. Selain itu aku sangat takut suatu saat perbuatan amalnku berbelok arah karena dirinya, aku sungguh takut akan hal itu. Tapi untuk menjauhinya aku juga tak mampu, tepatnya tidak mau.
Kata-katanya bagai air yang aku minum kala benar-benar kehausan, memberikan tenaga yang mampu membuatku bangkit dari keterpurukan. Nasehatnya penuh makna, mengalir dari ilmu-ilmu yang ia dapatkan. Aku mengaguminya. Kearifan serta bijaksananya ia membuatku memandang sosok pemimpin yang baik mungkin di dunia, tapi harapanku hingga kelak di akhirat. Tapi apakah ia pemimpin untukku? Entahlah.
Aku selalu berharap dapat yang terbaik dari sang pembolak-balik hati manusia, begitupun dengannya. Ungkapannya bagiku memang membahagiakan. Tapi, aku tetap harus berpikir, berharap boleh saja,Tuhan yang menentukan.
Aku hanya akan berdoa untuk itu. Aku mengikuti katanya. Pun itu menjadi bukti kelemahanku.
“Suka maupun sayang, namun bukan berarti kita pacaran.”
Biarkan ia mengalir ...
“Aku ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak enak.”
“Apa??”
“I LOVE YOU.”
“Ngga salah??”
“Tapi suka ataupun sayang, bukan beararti kita pacaran.”
“Aku tahu, kamu anti kata-kata itu. Bagiku cukup kita saling menyemangati, menasehati.”
“Good night have a nace dream.”
“Selamat belajar.”
Senyumku mengembang, inilah perasaan itu, datang padaku tuk kesekian kalinya, meracuni hati dan pikiranku, namun tetap aku menikmatinya. Dia pasti bisa mengendalikan perasaannya, semoga akupun demikian halnya. Akan ada waktunya aku menemukan pemilik tulang rusuk yang harus aku lengkapi. Entah dia atau yang lain, tapi semoga itu Dia. Aku sungguh berharap ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)