Jumat, 12 April 2013

CaBu 1: Ikhlas Sudah


Ia benar-benar tahu dirinya telah usai dengan sang tuan tersebut. Aku pun merasa bersyukur karenanya.

4 agustus 2011
Aku senang sekarang bisa mengetahui kebenaran tentangmu dari mulutmu langsung, walau menyakitkan aku menerimanya, aku bersyukur bisa mengendalikan hetiku. Memang tak sebaik yang aku fikirkan, namun aku ekan tetap berusaha menjalaninya. Beberapa hari terakhir kau memang kembali hadir dan jujur aku tak menyangkanya, terakhir malah aku berharap akan memebencimu.
                Sms-smsmu kembali datang, tahu apa yang aku fikirkan tentangmu “Teori jalan amalan ternyata nyerempet juga.” Ngga apa-apakan aku beranggapan begitu. Kenyataannya mungkin beda dengan yan kau alami, tapi tetap saja kata-katamu dulu tuk tidak mendekati api malah kau sendiri yang mendekatinya. Ketika tulisanku tentang pacaran kau baca dan komentari aku fikir kau mengatakan hal yang tak mungkin kau lakukan, tapi ternyata kenyataanya beda.
Benarkah demikian?
Itu hanya kesimpulanku semoga kenyataannya tidak demikin, tapi tetap aku sudah memintamu jangan pernah menghubungiku lagi, alasannya simple saja, aku ngga mau terus-terusan mengotori hatiku yang aku sangat tahu sudah sangat kotor sebenarnya. Ak harus berbenah, termasuk berbenah hati, membenahi sobekan-sobekan yang entah sudah berapa banyak. Begitulah tuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)