Rabu, 30 Januari 2013

Tulis Namaku Dalam Kisahmu


Tawa khas terdengar di seberang sana. Menggelitik hati, membangunkan rasa rindu yang sempat terlupa. Ah, kita benar-benar sudah lama tak bersua. Dalam maya, nyata bahkan hanya saling memperdengarkan suara sudah sangat jarang. Masa-masa kebersamaan kita dulu seakan tertelan kesibukan. Mungkin bukan maksud hati saling melupakan, bahkan mungkit tak ada niat untuk itu hanya saja benar adanya waktu kita tersita kesibukan.
Apa kabarmu?
Pertanyaan itu makin jarang terucap di antara kita. Aku, kamu dan yang lainnya. Alangkah bahagia saat malam ini kembali aku mendengar suaramu dan dia (Ya! Hanya kita bertika, Aku, Akbar dan Jum). Hanya suara, tanpa saling tahu seperti apa wajah kita saat ini.
“Kamu sudah langsing, Mar?” tanya Jum padaku.
Pertanyaan yang membuatku tertawa. Yah ... ada niat menuju ke sana, tapi tahukah apa yang terjadi? saat aku mulai berencana, magh malah menggerogoti lambungku. Maka tinggallah niat yang tersisa (tapi alasan itu tak aku utarakan karena cukup tawaku menjadi jawaban, mungkin saja hal itu hanya akan jadi angan semata, ya tentang langsing itu)
“Sudah lama aku tidak melihat tulisanmu,” kali ini Akbar mulai berkomentar. Ya, dari sekian banyak teman kita di masa-masa SMA, mungkin memang dia yang paling sering menanyakan kabar tulisanku (tentu saja setelah menanyakan kabar penulisnya dulu ... hmmm ...)
Memang akhir-akhir ini aku tak melahirkan tulisan. Kembali kesibukan menjadi alasanku. Dan mendapat pertanyaan seperti itu, semangatku kembali menyala (Hehe ... dan siap saja jadi bahan di dalamnya).
“Sekali-kali masukin namaku ke tulisanmu dong,” pintanya lagi yang tentunya membuat tawaku kembali pecah (ku tak yakin Jum paham maksud permintaan itu, terbukti setelah Akbar nutup teleponnya, Jum malah nanya “Maksudnya masukin itu apa?”).
Aku pun menimpali, “Kalau kamu ngizinin masukin namamu maka tunggu saja, bakalan aku selipin deh.” (jarang-jarangkan ada yang mau jadi korban)
Sudah lama kita tak bercanda seperti ini, saat malam mulai beranjak ke pertengahan dan jam menunjukkan angka 22.00 pada rabu malam tepatnya tanggal 30 januari 2013. Dan lagi-lagi hanya kita bertiga : aku, Akbar, dan Jum.
Kemana yang lainnya? Al, Sul, Ira, Ani, Dini, Hajar, Fitri, Ardi, Yusri, dan Sukri tak terdengar kabar beritanya. Tapi dengan tulus aku mendoakan semoga mereka baik-baik saja dan kelak dapat berkumpul untuk melepas rindu yang mendera (di sini entah di sana).
Dimana pun kalian saat ini, semoga tulisan ini kalian lihat karena terselip harapan di dalamnya. Juga sedikit kisah malam ini yang tak seberapa. Kisah rindu pada kawan saat masih mengenakan seragam putih abu. Kelak, mungkin kisah kebersamaan kita akan kutulis lagi, seperti pinta Akbar dan tentu saja aku yang juga menginginkannya.
Tunggu kisah lainnya J

Nb. Sebenarnya beberapa malam yang lalu aku mimpi tentang kalian. Kita bersama di perpustakaan Dafa dengan salah satu guru yang entah siapa.





2 komentar:

  1. Mampir sini .... dugaan saya benar. Tadinya ada 2 nama untuk satu orang ya :)
    Kopdar IIDN berikut nanti datang yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheh, iya mba semoga bisa ikutan nantinya. Pngen belajar banyak. Hmmm, iya satu orang kok mba. Bisnya pengen gaya-gayaan juga punya nama pena. hihihi :

      Hapus

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)