Tawa khas terdengar di
seberang sana. Menggelitik hati, membangunkan rasa rindu yang sempat terlupa. Ah,
kita benar-benar sudah lama tak bersua. Dalam maya, nyata bahkan hanya saling
memperdengarkan suara sudah sangat jarang. Masa-masa kebersamaan kita dulu
seakan tertelan kesibukan. Mungkin bukan maksud hati saling melupakan, bahkan
mungkit tak ada niat untuk itu hanya saja benar adanya waktu kita tersita
kesibukan.
Apa kabarmu?
Pertanyaan itu makin jarang terucap di antara kita. Aku, kamu dan yang lainnya. Alangkah bahagia saat malam ini kembali aku mendengar suaramu dan dia (Ya! Hanya kita bertika, Aku, Akbar dan Jum). Hanya suara, tanpa saling tahu seperti apa wajah kita saat ini.
Pertanyaan itu makin jarang terucap di antara kita. Aku, kamu dan yang lainnya. Alangkah bahagia saat malam ini kembali aku mendengar suaramu dan dia (Ya! Hanya kita bertika, Aku, Akbar dan Jum). Hanya suara, tanpa saling tahu seperti apa wajah kita saat ini.
Pertanyaan yang
membuatku tertawa. Yah ... ada niat menuju ke sana, tapi tahukah apa yang
terjadi? saat aku mulai berencana, magh malah menggerogoti lambungku. Maka tinggallah
niat yang tersisa (tapi alasan itu tak aku utarakan karena cukup tawaku menjadi
jawaban, mungkin saja hal itu hanya akan jadi angan semata, ya tentang langsing
itu)
“Sudah lama aku tidak
melihat tulisanmu,” kali ini Akbar mulai berkomentar. Ya, dari sekian banyak
teman kita di masa-masa SMA, mungkin memang dia yang paling sering menanyakan
kabar tulisanku (tentu saja setelah menanyakan kabar penulisnya dulu ... hmmm
...)
Memang akhir-akhir ini
aku tak melahirkan tulisan. Kembali kesibukan menjadi alasanku. Dan mendapat
pertanyaan seperti itu, semangatku kembali menyala (Hehe ... dan siap saja jadi
bahan di dalamnya).
“Sekali-kali masukin
namaku ke tulisanmu dong,” pintanya lagi yang tentunya membuat tawaku kembali
pecah (ku tak yakin Jum paham maksud permintaan itu, terbukti setelah Akbar
nutup teleponnya, Jum malah nanya “Maksudnya masukin itu apa?”).
Aku pun menimpali, “Kalau
kamu ngizinin masukin namamu maka tunggu saja, bakalan aku selipin deh.”
(jarang-jarangkan ada yang mau jadi korban)
Sudah lama kita tak
bercanda seperti ini, saat malam mulai beranjak ke pertengahan dan jam
menunjukkan angka 22.00 pada rabu malam tepatnya tanggal 30 januari 2013. Dan lagi-lagi
hanya kita bertiga : aku, Akbar, dan Jum.
Kemana yang lainnya?
Al, Sul, Ira, Ani, Dini, Hajar, Fitri, Ardi, Yusri, dan Sukri tak terdengar
kabar beritanya. Tapi dengan tulus aku mendoakan semoga mereka baik-baik saja
dan kelak dapat berkumpul untuk melepas rindu yang mendera (di sini entah di
sana).
Dimana pun kalian saat
ini, semoga tulisan ini kalian lihat karena terselip harapan di dalamnya. Juga sedikit
kisah malam ini yang tak seberapa. Kisah rindu pada kawan saat masih mengenakan
seragam putih abu. Kelak, mungkin kisah kebersamaan kita akan kutulis lagi,
seperti pinta Akbar dan tentu saja aku yang juga menginginkannya.
Tunggu kisah lainnya J
Nb. Sebenarnya beberapa
malam yang lalu aku mimpi tentang kalian. Kita bersama di perpustakaan Dafa
dengan salah satu guru yang entah siapa.
Mampir sini .... dugaan saya benar. Tadinya ada 2 nama untuk satu orang ya :)
BalasHapusKopdar IIDN berikut nanti datang yaa
heheh, iya mba semoga bisa ikutan nantinya. Pngen belajar banyak. Hmmm, iya satu orang kok mba. Bisnya pengen gaya-gayaan juga punya nama pena. hihihi :
Hapus