Selasa, 17 Juli 2012

Ramadhan With Ramdhani

Aku wanita. Hanya bisa diam. Tak tercipta untuk mengungkap kata cinta. Pun aku begitu ingin bercerita. Hingga usiaku hampir kepala tiga, aku masih juga diam seribu bahasa. Hanya memberi isyarat saja. Agar kumbang segera menghampiri raga. Ya, aku masih sama. Duduk menunggu penjemputku hingga Ramadhan yang kesekian kalinya.
Enggan sudah keluargaku pada diriku. Kata mereka hendaknya aku mencari pasangan. Tapi apa daya, aku tetap kembang hanya bisa menunggu. Tertanam indah dalam tanah. Dan sebentar lagi berbunga layu. Itu aku. Masih sama. Tak berubah.
Jika kau tanya, kenapa kumbang tak datang? Akan kujawab mungkin karena di sekelilingku hanya lumpur yang ada. Hingga belum menjangkauku saja kumbang sudah kelelahan menyebrangi lumpur. Hingga aku lelah. Menanti dan tak juga terwujud. Sebab kata kakekku aku ibarat bunga lotus.
Esok kembali Ramadhan menjumpaiku. Aku menyambutnya seorang diri. Keluargaku sudah mengasingkan aku. Sebab mereka malu. Mereka tak tahu aku lebih malu lagi.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam, Siapa?”
“Maaf, saya Dani, Ramdhani tepatnya. Ehm, boleh kami menginap. Saya bersama adik perempuan saya. Kami nyasar dan saya sama sekali tidak tahu daerah ini.”
“Tentu saja boleh. Silahkan masuk.”
Ramdhani, itu namanya. Dia datang bersama Dina, adiknya. Mungkinkah Ramadhan kali ini berbeda untukku? Aku sungguh berharap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)