Kamis, 21 Juni 2012

IMPIAN YANG SEBENARNYA

“Tidak boleh!” suara itu memenuhi ruangan.
“Tapi, Ma. Itu impianku, dan aku sangat ingin mewujudkannya.” Suara lain terdengar memohon. Diselingi isak tangis.
“Kamu tahu, Nana, berpuluh-puluh mata akan menikmati kemolekan tubuhmu. Kamu akan dihina seperti mama.”
“Ma, kenapa selelu menyamakan dengan kehidupan mama? Aku janji tak lebih dari yang sekarang,”ucap Nana.
“Tidak!!! Jika kamu pergi. silahkan, tapi tdak usah kembali ke rumah ini lagi!” Setelah mengucapkan kalimat pedis itu, wanita itu masuk ke dalam kamarnya.
“Ma, Jadi artis adalah impianku. Kenapa mama boleh dan aku tidak. Aku juga ingin dikenal dunia. Aku ingin membawa mama kembali ke layar kaca.”Nana masih juga menangis.
Wanita itu teringat lagi, pada luka yang belum kering di hatinya. 19 tahun silam, ia juga artis terkenal. Karena kecantikan rupany tentu saja. Banyak yang memujanya. Tak sedikit yang membencinya. Hingga suatu hari ketika pulang dari show di luar kota, kecelakaan menimpanya. Wajah yang selama ini ia banggakan hilang. Berganti rupa buruk. Ia dianggap monster. Hingga akhirnya ia terlupakan.
Dan sekarang anaknya menginginkan hal yang sama. Ia tidak ingin anaknya bernasib sama dengan dirinya. Makanya, dengan gigih pula ia tak mengizinkan Nana jadi artis.
“Kenapa tak mencoba cara lain tuk meluluhkan hati mamamu?” ucap Dina kala Nana menceritakan sikap ibunya.
“Bagaimana?”
“Gini, sebentar lagikan hari ibu, kamu bisa memberi hadiah. Lalu ngomong baik-baik. Atau, kamu tulis isi hati kamu, tapi jangan langsung dikasih ke mama kamu. Kirim ke media. Majalah, biar dimuat dan mamamu baca.”
Nana memulai aksinya. Bermain kata, mulai mengirim. Berkali-kali. Waktu berputar cepat dan ia seakan terlupa pada tujuan awalnya melukis kata. Hingga tulisannya benar-benar termuat, yang judulnya “Mama, izinkan aku.”
Impian berubah. Nana mendapat jalan lain. Jalan untuk memperkenalkan dirinya, mamanya pada dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)