“Bunda,
kenapa Coco ngga bisa bicara seperti kita?”tanya Wildan pada ibunya sambil
menunjuk ke arah kelinci putih peliharaannya.
“Emang
Wildan tidak tahu? Kelincinya juga bicar kok, cuman bicaranya hanya sama
kelinci saja.” Jawab ibunya.
Wildan
masih berumur 5 tahun. Ia sangat suka dengan kelinci. Makanya saat ulang tahun
yang ke-5 ia meminta hadiah kelinci pada orang tuanya. Awalnya ibu
Wildan tidak mengizinkan, karena khawatir tidak ada yang memelihara. Tapi
setelah Wildan berjanji memelihara kelinci itu dengan baik, akhirnya dibelikanlah
kelinci putih yang diberi nama Coco.
Wildan
sangat sayang pada kelincinya. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, ia selalu
memberikan makan pada Coco. Setelah pulang sekolah juga. Pada hari minggu Coco dibersihkan,
juga kandangnya dirapikan oleh Wildan. Setelah itu baru diajak jalan-jalan ke
sekitar rumah.
Suatu saat,
Wildan mengajak teman-temannya ke rumah untuk melihat Coco sepulang dari sekolah.
Mereka lalu
berjalan ke taman belakang rumah Wildan. Tapi alangkah kagetnya Wildan dan
teman-temannya saat menemuukan Coco sudah tak bergerak lagi.
Seharian
Wildan menangis. Bahkan ketika teman-temannya pulang, Wildan tidak peduli.
Wildan juga tidak mau menguburkan Coco. Karena tidak rela berpisah dengannya.
Setelah ayahnya pulang bekerja Wildan kembali dibujuk untuk segera menguuburka
Coco.
“Sayang,
kalau Coco tidak dikubur nanti ia jadi sedih. Sekarang, kita kubur Coco
sama-sama, yah?” ucap ayah pada Wildan.
Akhirnya
Wildan mau menguburkan Coco setelah dibujuk ayahnya.
Dan malam
hari karena kelelahan seharian menangis, Wildan tidur lebih awal.
^_^
“Wildan!
Wildan!” sebuah suara memanggilnya. Wildan mencari-cari dari mana asal suara
itu. Karena sangat gelap, makanya Wildan tidak dapat melihat sekelilingnya.
“Wildan!”
sekali lagi suara itu memanggil nama Wildan. Lalu muncul cahaya kecil dari
depan Wildan. Awalnya sangat kecil, lama-lama semakin jelas.
“Coco? Kamu
Cocokan?” tanya Wildan pada kelici putih yang bercahaya itu.
“Iya.
Terimakasih ya Wildan karena kamu sudah menjagaku selama ini.” Wildan kaget
karena Coco bisa bicara.
“Kamu bisa
bicara? Kan seharusnya tidak biasa.”
“Wildan,
kamu baik-baik yah. Jangan menangis lagi.” Kata Coco, sebelum akhirnya semakin
menjauh.
“Cococ!
Coco! Coco!” Wildan terus berteriak memanggil kelinci putihnya.
“Wildan,
sayang kamu kenapa?” mata Wildan perlahan terbuka. Ternyata tadi ia bermimpi.
“Bunda, aku
ketemu Coco tadi. Dia bisa bicara, dia bilang terimakasih sama aku. Di juga
bilang agar aku tidak menangis lagi.” Jelas Wildan pada ibunya.
“Itu
artinya Coco ingin Wildan tersenyum lagi seperti saat Coco masih di sini. Jadi
Wildan tidak akan menangis lagikan?” Wildan mengangguk. Lalu ibunya memeluk
Wildan hingga kembali tertidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan jejak :)