Jumat, 27 Januari 2012

Murid yang Sudah Dua Kali Tinggal Kelas

Pelaksanaan kenaikan kelas tahun ini kembali dilakukan. Begitupula dengan Sekolah Dasar Tunas Bangsa. Semua murid menantikan dengan cemas. Begitupun dengan orang tua murid. Setelah diumumkan kembalai terdengar kabar bahwa ada beberepa murid yang tinggal kelas. Bahakan salah seorang murid kelas satu kembali tinggal kelas. Ternyata benar,  seperti tahun sebelumnya Ardiyansyah tidak naik kelas. Para guru sangat prihatin dengan kejadian tersebut. Begitupun dengan kedua orang tua Ardi.
Wali kelas Ardi dan konselor SD Tunas Bangsapun kembali melakukan pertemuan untuk menemukan cara menangani masalah yang terjadi pada Ardi. Bu Fatimah, wali kelas satu mengundang orang tua Ardi untuk melakukan pembicaraan serius mengenai anak mereka.
Apa yang akan menimpa Ardi selanjutnya?
Orang tua mana yang tidak kecewa bila anak nya tinggal kelas. Kadang rasa malu juga muncul jika ada yang menanyakan. Anak yang tinggal kelas sering kali dicap sebagai anak yang bodoh. Inilah satu anggapan yang keliru, sebab kenyataannya tidak selalu demikian.
Anak usia sekolah tidak naik kelas tentunya ada sebab atau alasannya, mengapa si anak tidak naik kelas. Berikut beberapa alas an atau sebab anak tidak naik kelas.
a.       Tidak Bisa Me-Manage Diri.
Bagaimanapun, kemampuan me-manage diri harus dimilikai dan di pelajari anak, terlebih tatkala ia beranjak semakin besar. Mambangun kemampuan untuk mengorganisasi diri sangat penting, agar anak dapat mengatur semua kegiatannya. Apa saja yang harus bias dilakukan anak.
b.      Waktu.
Semakin besar anak, mestinya ia hurus mampu mengatur waktu. Misalnya, kapan waktunya ia mengerjakan PR atau mengerjakan tugas-tugas sekolah, kapan ia harus main atau istirahat, kapan waktunya makan, ibadah dansebagainya. Kemampuan me-menage diri akan sangat mempengaruhi hasil yang dicapai. Jika anak tahu kapan waktunya belajar, pasti ai siap menghadapi ujian.
c.       Peralatan sekolah dan mainan
Jika anak tidak mampu merapikan barang-barang miliknya, misalnya kamar, buku pelajaran, buku catatan, kertas tugas, mainan, dan sebagainya, tentu ia juga tidak mampu mengerjakan hal-hal yang menjadi tugasnnya.
d.      Ruangan.
Meja belajar yang berantakan adalah lading berbagai ganguan, yang bias membuat anak jadi sulit berkosentrasi saat belajar. Anak pun sulit menemukan menemukan barang-barang atau catatan penting yang terselip di antara tumpukan kertas atau buku, tatkala ia membutuhkannya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.
e.       Sering Absen
Membolos atau absen akan berdampak negative pada nilai akademik anak. Jika anak tiba-tiba enggan masuk sekolah, padahal tidak pernah ia mogok sekolah, cari tahu apa yang terjadi. Diskusikan dengan guru atau guru bimbingn dan konseling.
f.       Terlalu Banyak Tugas.
Bias juga, anak yang tidak naik kelas dikarenakan jadwal kegitan yang sangat banyak. Bagaimana mungkin si anak bias mengerjakan PR atau tugas sekolah jika sepulang sekola ia harus les musik, les matematika, dan yang lainnnya. Tenaganya telah terforsir dengan jadwal lesnya. Sehingga pada malam harinya ia kecapaian dan lupa dengan PRnya.

            Jika sudah menemukan sebab mengapa murid tinggal kelas, maka terdapat beberapa cara penanganan murid tersebut, seperti pada kasus Ardiyansyah, diantaranya:
1.      Pindah Sekolah
 Evaluasi kembali apa penyebab anak tidak naik kelas. Kalau memang pengaruh lingkungan di sekolah lama sangat buruk, sebaiknya anak memang pindah sekolah saja. Akan tetapi bukan dengan menaikkan ke kelas berikutnya alias dikatrol yang sama saja tidak mendidik anak.
2.      Genjot Semangat Belajar
 Cari tahu dulu akar penyebabnya mengapa anak tidak naik kelas. Apakah karena faktor kecerdasan anak yang memang kurang, kondisi fisiologis (semisal anak punya penyakit tertentu yang terbilang berat), pola pengajaran guru, atau pola pengasuhan orang tua (seperti kelewat otoriter atau malah terlalu cuek). Boleh saja anak diikutkan les ini-itu asalkan memang itu menjadi kebutuhannya untuk meningkatkan kemampuan akademis.
3.      Periksa ke ahlinya.
Yang dimaksud, dokter atau psikolog. Anak tidak naik kelas bisa karena faktor kecerdasannya, kondisi fisik, kematangan emosi maupun pengaruh lingkungan. Sebaiknya konsultasikan dulu ke psikolog untuk melihat taraf kecerdasan dan kematangan emosionalnya.
4.      Diskusi Dengan Guru
 Meminta guru untuk memberi kesempatan kepada anak untuk duduk di kelas yang lebih tinggi, sebaiknya tidak dilakukan. Jika kemampuan anak memang terbatas tapi tetap dipaksakan untuk naik kelas, bisa-bisa anak kian tertekan sementara prestasinya tetap tidak membaik.
5.      Menyusun Kembali Jadwal Harian Anak
 Contohnya, main play station, sepedaan dan nonton TV dikurangi. Untuk kasus tinggal kelas, mengurangi kesenangan bisa saja dilakukan. Namun ada yang mesti diperhatikan, yakni tidak memberikan hukuman fisik, dan pembenahan jadwal harus disertai dengan penjelasan logis, dan harus ada batas waktunya. Berikan apresiasi begitu anak melakukan hal-hal yang sesuai harapan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)