Sabtu, 28 Januari 2012

KETIKA MASALAH TERASA NIKMAT




        Masalah lagi masalah lagi, kapan masalah tak menimpaku? Apa harus mati dulu baru masalah itu tak datang? Mana mungkin masalah kembali akan menimpaku ketika aku memilih mati, bagaiman dalam kubur? Pasti masalah akan lebih berat lagi, dan lebih jauh lagi aku akanmenyesal. Benrakan?
Lalu aku harus bagaimana?
        Salah satu jawaban yang tak pernah aku lupakan adalah, “Kalau manusia hidup tampa masalah, maka itu juga termasuk masalah.” Jawaban seorang ayah yang bijak. Umur bertambah bukan berarti masalah berkurang justru  sebaliknya, ia datang silih berganti. Tak jarang membuat asa hingga banyak yang mengambil langkah cepat tuk menghindarinya. Langkah yang dianggap menyelesaikan namun ternyata jauh bertentangn dari penyelesaian yang dimaksuk.
Lalu harus bagaimana?
        Setahu saya masalah itu tak selamanya membawa keburukan, jadi yah menghadapinya juga dengan dua cara. Didekati atau malah dihindari. Nah penempatannya bagaimana?
        Ketika masalah akan mendatangkan keburukan yah sebisanya dihindari. Tapi jangan salah tak jarang masalah terbungkus indah dengan manisnya. Anda pasti tahu maksud saya. Nah, ketika tergiur akan bungkus dari masalah semata, yakinlah penyesalan akan menghampiri. Sebaliknya ketika bisa menghindarinya, buahnya akan jauh lebih manis lagi.

        Lalu kapan pula masalah didekati atau malah dipertahankan?
Tentu saja ketika dapat memberi kebaikan, yang bagaimana lagi itu? ini salah satu contoh saja dari sekian banyak contohnya.
        Salah satu contoh, saya adalah orang pemalu, pendiam, bahkan banyak yang bilang kalem, pada awalnya. Sifat ini sebenarnya mengganggu saya, walau sebenarnya sifat tersebut sangat bagus jika ditempatkan pada tempatnya. Namun di pihak lain apabila penempatan malu ini tidak disesuaikan maka akan membawa petaka juga.
        Nah begitulah saya, ketika berada di tempat yang baru sangat susah untuk mengakrabkan diri. Butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri. Karena sifat ini pulalah saya lebih sering tak bicara duluan ketika bertemu orang yang sebenarnya saya kenal. Menghindar ketika hendak bertemu orang-orang tertentu, pada hal mereka tak akan mengapa-apai saya.
Bukankah itu juga masalah? Lalu solusinya apa?
        Ketika rasa malu itu hadir harus ada solusi agar bisa meminimalisir rasa tersebut. Bukan dengan menjauhi penyebab malu, bukan dengan menjauhi masalah, tapi justru mendekatinya.
        Lanjut cerita, memasuki semester tiga, orang tua saya memberi masukan agar saya tinggal dengan keluarga dari saudara bapak. Nah singkat cerita saya kembal harus menyesuaikan diri. Kesulitan komunikasi kembali terjadi, bayangkan saja ketika pemilik rumah kembali dari kerja, saya dengan sendirinya akan menghindar, bukan karena takut tapi semata segan dan malu. Tentunya itu bukan hal yang baikkan, belum lagi ada beberapa hal tertentu yang membuat saya bisa saja meminta untuk pindah kembali.
        Disinilah sebuah pilihan sangat di perlukan. Pindah artinya saya menjauhi masalah itu, ketika itu terjadi bukannya menyelesaikan masalah saya, tapi sebaliknya. Saya akan kembali pada situasi yang sama ketika tidak mampu menghadapi masalah saya hari ini. Bisa jadi esok harinya masalah itu kembali menjumpai saya.
        Antisipasi akan hal tersebut, maka saya putuskan untuk mencoba bertahan. Akan menjadi masalah sebenarnya bagi keperibadian saya,sulit pasti, tapi dengan proses juga pembiasaan saya berharap bisa menanggulangi rasa malu tersebut, karena saya tahu sifat saya itu merugikan. Sudah terlalu panjang menceritakan kisah saya, yah contoh dari diri sendiri dulu.
Simpel saja nikmati masalah itu selagi bisa, pendewasaan darinya akan diperoleh, pelajaran darinya akan dipetik, yang paling anda nantikan juga akan hadir di dalamnya, berbuah manis pastinya. Juga cobalah tuk berbagi dengan orang lain tentang masalah anda, mengurangi beban juga anda bisa mendapat solusi, dan berbagilah pada Sang pemberi masalah, karena Dia paling tahu solusi untuk setiap masalah anda.
So, selamat menikmati masalah masing-masing.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)