Rabu, 26 Juni 2019

Izinkan Saya Tetap Waras

Judulnya pas banget tuh. Berasa isi kepala ditumpahkan seketika. Inginnya sambil teriak teriak, tolong dengan sangat, siapa pun, dengarkan saya!!! Izinkan saya tetap waras.

Kenapa?
Saya sakit mata, suami batuk berdahak, dan si kecil sakit mata plus batuk dan beringus. Sudah hampir seminggu status kami bertiga adalah pasien. Pasien rumahan. Awalnya sehat wal afiat, namun saya duluan yang kena sakit mata, setelah sebelumnya ponakan yang kena. Ponakan itu dekat banget dengan saya, walhasil krnalah saya. Ya, penyakit mata emang lagi menjamur di sini.

Namun tak hanya saya, Khalil, si kecil juga kena. Matanya bengkak, merah, dan ada kotoran matanya, kalau di sini disebut belek, tai mata. Kalau saya saja yang sakit tak jadi soal, namun ternyata kalau anak yang sakit, sedihnya luar biasa.

Hampir tiap bangun tidur. Adek tak bisa membuka matanya langsung. Kalau di kompres dianya suka nangis jejerit. Begitu juga kalau di lap tisu. Perih pastinya, mana air matanya meleleh terus. Innalilahi. Emaknya yang baru ngalamin anak sakit kayak gitu baperlah sejadinya. Apa lagi kalau anak bangun tengah malam menangis, kencang. Ya Allah, dalam hati sampai betdo'a, cukup saya saja ya Allah yang merasakan sakitnya.

Kami masih sakit mata, eeee suami juga batuk berdahak. Kalau sudah batuk berhentinya bisa lama. Walhasil lagi, firus batuk ikut menyerang adek. Tiap malam selain matanya yang benyak, batuknya juga bikin hati menjerit. Ya Allah, sembuhkan anak kami.

Beberapa malam yang lalu sampai tak bisa tidur pas malamnya. Adek tidurnya kan kalau malam di ranjang, bareng kami, nah pas tidur itu tiba tiba dia nangis, kencang. Ya Allah, ternyata semut sudah menggigit adek. Tak cuma satu semut tapi segerombolan. Dan penyebabnya karena matanya, bau khas sakit mata ternyata mengundang kawanan semut buat nyerbu si adek. Jadilah kami pindahkan adekke ayunnya. Belum juga sejam adek bangun lagi, nangis, lapar. Abis itu doi tidur lagi, eee bangun lagi entah karena apa. Sampai malam itu rasanya pengen ikutan nangis. Saya kan juga sakit mata, jadi pas buka mata rada susah, beleknya banyak. Alhamdulillah, suami mengerti. Kalau adek tidur, saya disuruh tidur juga, dan bapaknya yang ngeronda, ngayun si adek. Makasih Sayangku, hal sekecil apa pun kalau dibantu sama suami tuh rasanya pengen meluk, terus bilang love, dan makasih banyak. Hehehe.

Begitulah, kewarasanku akhirnya tertolongkan dengan hadirnya suami di sisi. Paksu Alhamdulillah sangat mengerti muka cemberut istrinya karena kelelahan, kalau sudah begitu doi, letqkin HP terus gantiang jaga adek. Atau sampai ngegantiin nyuci baju yang sudah menggunung. Masyaallah, Alhamdulillah.

Penolong kewarasan yang lain adalah, liat senyum adek yang muncul kadang kadang, kalau mood-nya lagi bagus. Biarpun sakit, adek masih bisa tersenyum manis buat orang disekelilingnya, kalau sudah gitu, emaknya paling pertama dong meleleh. Dan masih dengan doa, ya Robb, sembukan anak kesayangan kami.

Terus penolong lainnya adalah saat suami ngomong, "Mau dibeliin apa?" hehehe. Makanan dong pastinya. Walau hanya somay, atau batagor, wuhhhh... Rasanya bahagia luar biasa kalau sudah makan. Sampai ngomong makasih ke paksu berkali kali.

Demikian segores tinta. Amburadul tapi begitulah kisah emak dan dua jagoan yang lagi sakit. Doakan kami bertiga lekas sembuh ya. Pengen jalan-jalan kemana gitu kalau sudah sembuh, minimal ke tempat makan mungkin.

Nulis ini ketika adek tidur, di pagi hari, setelah adek mandi pagi dan sarapan. Setelah semalam habbis jejerit lagi, hikz... Sembuhkan anak kami Ya Allah.


Enrekang 26 Juni 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)