Minggu, 26 Mei 2019

30 HRDC day 21: Tonton yang 'Itu' Yuk!

Menghitung mundur waktu berjumpa
Berpisah melambaikan tangannya
Berpamitan pada yang berduka
Meninggalkan yang mencinta

Memasuki sepuluh akhir bulan Ramadhan, perasaan seperti campur aduk. Banyak momen yang hanya terjadi di bulan suci ini. Sangat banyak. Termasuk di dalamnya momen kumpul lengkap dengan keluarga, adik adik terutama yang sudah kuliah. Dua orang diantara adik dikku berkuliah di kota Makassar. Dua lainnya masih membersamai di kampung. Saya sendiri juga bisa pulang, berkumpul dengan keluarga, biasanya kan ikut suami. 

Momen lain yang sangat terasa di bulan Ramadhan adalah televisi menyiarkan acara acara islami. Dua di antaranya yang jadi favorit keluarga ada Hafiz Indonesia di RCTI dan Akademi Sahur Indosiar (AKSI). Kedua acara ini jadi kesukaan keluarga dan selalu ditonton tiap harinya.

Hafiz Indonesia. Acara yang ditayangkan siang hari itu sangat dinanti, anak anak dengan hapalan yang mengagumkan jadi pesertanya. Ada banyak kisah pula di dalam acara tersebut soalnya satu persatu dari peserta tampil menghafalkan ayat ayat yang jadi soal. Habis itu kehidupan peserta juga diungkap satu satu.

Dari kehidupan yang diungkap tersebut beragam kisah pun dihadirkan dari yang ternyata bayi tabung awal kehadirannya, seorang anak yang ibunya ternyata mengidap penyakit kanker, seorang yang lumpuh secara keseluruhan namun bisa menghafal Al-Quran, dan banyak kisah lainnya yang menggugah hati. Sampai sampai tak jarang kami yang nonton jadi nangis berjamaah, saking harunya melihat anak anak hebat Indonesia yang tampil menghafalkan kitab suci Al-Quran.

Dari acara tersebut banyak pelajaran yang bisa dipetik. Bagaimana perjuangan orang tua dalam membina anaknya jadi generasi Qur'ani. Dan saya sangat kagum pada orang tua yang bisa sedemikian rupa mendidik anaknya, hingga bisa menghafal sebanyak itu. Masyaallah.

Pelajaran lain yang tak kalah pentingnya adalah, kami sekeluarga jadi ikutan belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar, sebab ditampilkan juga bagaimana hukum hukum bacaan di dalamnya. Tak lupa penyebutan huruf yang kadang, saya pribadi bahkan masih salah melafalkannya.
Jadilah acara yang dipandu Irfan Hakim tersebut jadi tontonan wajib di siang hari, sambil istirahat siang juga ikutan belajar. Mama' saya sendiri suka wanti wanti sama adik adik buat nonton acara itu, terlebih sama saya yang sudah punya anak.  Dan memang, acara TV tersebut banyak memberikan manfaat bagi pemirsanya.

Acara televisi yang selanjutnya adalah AKSI yang tayang saat sahur. Maka saat sahur, kami pun mantengin TV. Para pesertanya, yang dari berbagai daerah, dengan kemampuan hebat, keunikan berbeda beda, juga tausiyahnya yang mengunggah. Maka jadilah acara tersebut obat pelawan kantuk di mata.

Ada banyak kisah juga yang dihadirkan acara ini, mengenai pribadi pribadi pesertanya. Salah satu yang jadi favorit
saya pribadi adalah Suandi asal Riau. Bukan soal cara bertausiahnya, karena seluruh peserta sudah sangat mumpuni dalam hal itu. Yang bikin saya kagum adalah perjalanan hidup peserta aksi itu. Seorang perantau dari keluarga kurang mampu yang kemudian jadi 'orang' di tempatnya merantau.

Saat ia mengisahkan perjalanan hidupnya, ada pelajaran yang bisa dipetik. Bagaimana dia merantau berbekalkan sekardus buku bacaan, yang dimana membaca baginya adalah keharusan. Sampai sampai baginya bisa beli buku sampai mengeluarkan bajet tidak sedikit, namun kalah mau beli baju mikirnya sangat sangat. Juga bagaimana dia dengan segala keyakinannya akan rezki Allah. Juga perjalanan cinta yang baru berlabuh saat menjadi sarjana S2. Masyaallah.

Lalu ada si kembar Doni-Dion yang jadi favorit Mama'. Kalau sudah tampil, Mama' sampai terbahak bahak karena lawakannya. Mereka juga sangat kompak dalam menyampaikan ceramahnya. Dari gerakan juga kompak. Eh, wajahnya juga mendukung. Pokoknya AKSI jadi acara tontonan wajib di tiap Ramadhannya.

Dari acara televisi yang demikian, tentu banyak pelajaran yang bisa dipetik. Dan memang alangkah baiknya, televisi menyajikan acara acara yang tak hanya jadi tontonan semata, namun bisa jadi tuntunan bagi pemirsanya. Yang bisa jadi bahan belajar sepanjang hidup. Terlebih bagi generasi generasi milenial, katanya. Sayangnya momen momen yang demikian hanya tayang di bulan Ramadhan.  Namun tetap berharap, akan banyak tayangan tayangan televisi yang lebih mendidik generasi Indonesia. Aamiin ya Robbal alamiin.
Nah, sekarang yuk lanjut nonton yang 'itu'!
Demikian sepiring tinta.

Madata, 21 Ramadhan 1440H
#Day21
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

2 komentar:

  1. Enggak kerasa ya mbak tinggal 9 hari lagi. Enggak terasa juga kita kenalan hampir 1 bulan. Ramadhan memang punya berkah tersendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, Alhamdulillah berkah Ramadhan nambah teman juga. Semoga selepas bulan ini kita masih bisa saling mengunjungi rumah kata masing masing.

      Hapus

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)