Rabu, 22 Mei 2019

30 HRDC day 17: Diary Mantan (bag.6) Perjalanan Cinta episode 3


"Cinta, temani aku ya!"
"Ke mana?"
"Toko buku."
"Ngapain?"
"Beli baju, dodol. Nyari bukulah."
"Kapan?"
"Ntar sore, aku jemput di kosanmu ya."
"Oke, kabarin dulu kalau mau ke sini, biar aku siap siap duluan."
"Oke!"
Akbar. Teman Cinta yang tiba tiba akrab gegara buku. Akbar suka baca, Cinta juga. Bedanya Akbar baca buku serius, Cinta baca novel. Keduanya lantas dekat karena hal itu. Satu satunya teman laki laki Cinta yang biasa ia temani keluar.
"Lama ya?" tanya Cinta.
"Iya, lama amat sih keburu malam tau. Mau hujan pula." Ucap Akbar.
Pun seorang laki-laki, Akbar sangat cerewet melebihi perempuan.
"Salah sendiri baru ngabarin pas nyampe, kan aku baru siap siap jadinya," jawab Cinta. Wajahnya jadi cemberut.
"Ya udah, naik!"
"Ogah! Ngga jadi aja deh, malas nemanin kamu, ntar aku kena marah terus di jalan."
"Cinta..." mata Akbar melotot.
Cinta tertawa akhirnya, temannya itu paling tak sabaran.
.
.
.
"Singgah dulu ya, ngga apa apa kan kamu telat pulang ke kos?"
"Kenapa ngga langsung pulang saja?"
"Hujannya semakin deras, sampai kosanmu kita bisa basah kuyup."
"Ya udah, singgah saja."
Akbar menepikan motornya di samping warung bakso.
"Makan yuk, lapar." Ajaknya pada Cinta.
Perut Cinta memang lagi lapar laparnya. Keduanya masuk warung.
Sebelumnya mereka terlalu lama di toko buku, keduanya kalau sudah bersama buku, jadi lupa waktu. Beruntung Cinta ditelepon teman kosnya, nanyain dia dimana, dan mengingatkan untuk tak pulang terlalu larut.
Semangkuk bakso telah habis. Di luar hujan sudah reda.
"Yuk, aku antar pulang."
"Oke."
Cinta meraih tasnya, bersiap mau bayar makanannya.
"Udah aku bayar," ucap Akbar.
"Kenapa?"
"Sedekah sama anak kos kosan."
Refleks Cinta memukul Akbar.
"Hehehe... Anggap rasa terimakasih karena kamu sudah nemenin aku nyari buku."
.
.
.
"Jadi pacarku ya, Cinta." Degh!
Apa apaan nih.
Cinta tak habis pikir setelah membaca sms Akbar. Selama berkawan dengan Akbar, memang dalam hati Cinta mulai muncul rasa suka. Namun dikuburnya, dia takut kehilangan sahabat. Lalu sekarang, malah dapat tawaran buat jadi pacar Akbar.
Cinta masih menatap HP nya saat SMS Akbar kembali masuk.
"Di kelasku ada cewek ngejar terus, bikin aku ilfil, makanya kamu pura pura jadi pacarku ya?"
Cinta hampir saja sangat bahagia, sebelum membaca SMS Akbar selanjutnya. Laki laki itu kadang membuat Cinta tak habis pikir.
"Kenapa saya?" balas Cinta.
"Kalau ngga mau, ngga apa sih," Balas Akbar seenaknya.
Dalam hari Cinta jadi kesel juga, sahabatnya itu niat minta bantuan atau malah pamer banyak yang suka.
"Baiklah, aku bantu."
"Nah gitu dong, nanti aku kabari lagi ya."
Cinta kemudian berpura-pura sebagai kekasih Akbar. Tak lama, karena semua kepalsuan itu justru membuat Cinta dihantui perasaan suka sesungguhnya. Perasaan Cinta seperti bom yang sewaktu waktu meledak, dan saat Akbar tahu akan hal itu, laki laki itu menjauh. Mengabaikan Cinta. Cinta yang diharapkan Cinta, justru membuat sahabatnya menjauh.
Cinta, entah berapa cintanya lagi yang akan patah.

Madata, 17 Ramadhan 1440H
#Day17
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Sumber gambar: @betyal_4

3 komentar:

  1. Bantuan kek gini bisa jadi racun bagi diri sendiri. Ah, cinta terlalu banyak petaka dan bahagia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mba, selama bukan cinta yang halal, petakalah jadinya.

      Hapus
  2. Bener mba selama bukan cinta yang halal, maka petakalah ia.

    BalasHapus

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)