Minggu, 26 Februari 2017

Si A B C

Awalnya adalah si A

Tentang si A si B dan si C begitu sulit mengisahkan mereka. Ada saja kendala yang memaksaku berpikir ulang menuliskan kisah mereka. Sulit sebab entah harus memulai dari mana.
Tapi harus kucoba sebab janji adalah janji.
Si A. A n a k ku!!!

Si A yang selalu membuatku marah dengan kelakuannya akan menjadi sasaran empuk dunia curhatanku. Hampir setiap hari kepalaku dipenuhi tanduk tanduk runcing karenanya. Si A yang selalu jail dengan yang ada di sekitarnya. Dia juga akan tertawa, bernyanyi, menganggu dan yang pasti bukunya tetap putih tak berwarna abu.
Si A juga diam diam meninggalkan tempatnya saat mataku tertuju pada si C atau si B dan E, Z.
"Aaaaaaaaaaaaa!!!"
Saat mendengar suara teriakankulah dia akan berbalik, memandangku lalu tersenyum memperlihatkan gigi putihnya yang pendek dan jarang. Aku geram tapi merasa lucu dengan senyumnya. Si A akan duduk kembali, sedikit menulis kata. Namun jika mataku tak lagi bersamanya, dia akan menghilang, mengulang hal yang sama.

Setelahnya aku tak peduli. Bermainlah sepuasmu, Nak. Setelah semua pulang kita akan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)