Jumat, 10 Oktober 2014

My-Avilla (Ifa Avianty)


foto by:
http://www.goodreads.com/book/show/15744809-my-avilla
Lagi baca My Avilla-nya Ifa Aviyanty. Sampul berwarna coklat dengan bayangan wajah yang ditumbuhi bangunan aneh (karena aku ngga tahu bangunannya terletak di mana juga kerana kagak tahu nama bangunannya) di sudut kiri atas novel. Novel pinjaman ini berhasil mencuri perhatianku ditengah-tengah ketegangan nulis skripsi. Sttt ... tadi sore habis bimbingan, dan kau tahu apa yang terjadi? Barulah setelah pulang bimbingan aku makan sampai nambah, sebelum berangkat sama sekali ngga minat makan.
Balik ke Avilla yang ternyata nama tokoh dalam novel tersebut, tepatnya panggilan spesial seorang aku (Fajar) pada aku yang lain (Margriet).
Dari prolog aku lalu bertanya-tanya, hubungan ketiga tokoh ini apa? Setelah baca, baca, dan baca, prolog yang tersaji dar halaman 9 sampai 16 itu pun habis. Catatan dua perempuan pun mulai berkisah. Menghadirkan tanya-tanya yang tumbuh di kepalaku. Kau tahu apa yang terjadi? Aku ingin membuka bagian akhir novel ini. Tak sabaran? Tak menikmati proses? Itulah aku.
Halaman 17 terbuka. Tara ...Tiga remaja menyambut pandangan mataku. Mula-mula tentang aku (Margriet) yang berkisah, lalu aku lainnya (Trudy), terakhir aku lagi (Fajar) ketiganya bergantian mengisahkan perasaan masing-masing.
Bagaimana Margariet bangga akan prestasi adiknya (Trudy). Trudy sendiri menganggap kakaknya adalah rival abadi. Apa-apa membandingkan diri dengan sang kakak (ya, adik mah emang gitu. Ane ngerasa juga keles). Lalu muncul si Fajar yang juga menjelaskan keberadaannya sebagai aku yang lain.
Sejauh ini aku menangkap kesamaan ketiga tokoh, namun anehnya sulit aku jabarkan. Hanya aku yang paham maksud hati dan bisikan kepalaku. Hua! Entah maksudnya apa. Gini, saat membaca ketiga karakter itu sebenarnya sama saja sih. Yang paling jelas karena ketiganya lugas dalam menyampaikan isi hati, langsung-langsung aje getoh. Kan emang penulisnya bukan tiga orang kan? Heheh. Yup! Betul-betul-betul.
Sudahlah yang jelas aku suka kok sama kamu. Eh!
Maksudnya sama novelnya. Sebab, jika penasaranku mulai berkecamuk memenuhi kepala raya, maka saat itu si penulis telah berhasil dengan karyanya (terhadapku tapi ya).
Oke! Sekian dulu pembahasan novel My Avilla dariku, saksikan kelanjutannya pada jam-jam berikut
Sampai lupa, terimakasih tiada terucap pada sang Avilla, maksudnya Yurie, si kutu buku yang juga jualan buku, dan semoga lekas selesai nulis buku (aamiin) atas rekomendasi novel ini. Pun belum selesai aku baca, aku berterimakasih. Belum diucapin lewat kata-kata, ntar pas balikin buku pinjamannya.
Ssttt, auka cara penuturan kisahnya (gue be-ge-te). Nyontoh nih!
Lanjut ke halaman berikutnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)