![]() |
Sepertinya jendela mataku sudah harus tertutup, Kawan.
Bukan sebab aku kecewa padamu dan lakonmu bersama kumbang
merah muda di sampingmu.
Yang mengoceh bersamamu.
Yang bermimpi denganmu.
Bukan pula dikarenakan curahan hati yang esok lusa akan kita
perdengarkan.
Melahirkan tanya dan penasaran di kepalaku.
Berputar-putar hingga leherku hampir terkilir.
Bukan, Kawan.
Tentang jendela mataku yang pakunya hampir lepas adalah
pertanda jika malam menghamburkan tinta hitam dengan jumlah yang sangat banyak.
Menyajikan gumpalan-gumpalan mimpi.
Jendelaku kututup.
Besok sebelum matahari malau-malu menampakkan diri ... aku
berjanji membukanya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan jejak :)