
Daripada
disuruh tampil dan ngomong tidak jelas, mending saya tulis dan silahkan baca
jika berkenan. Atau mau saya paksa membacanya?
Saya
memikirkan ‘berhutang’ ketika seorang kawan mengatakan, “Ada utangku di’?”
Ini
bukan berutang dengan uang plus bunga yang menjulang bak menara tinggi. Tidak! Ini
tentang kita yang melatih diri untuk selalu menulis dan menulis.
Bagaimana
dengan utang tadi?
Nah,
utang tadi adalah utang tulisan, jadi kita berhutang dengan tulisan.
Saya
pribadi kadang malas menulis. Bahkan ehm ... rada sering malasnya yang mampir. Maka
dengan metode utang ini saya merasa termotovasi untuk segera menulis.
Karena
ada yang nagih, “Sudah jadi tulisannya?”
Ditagih
begitu, siapa yang tidak malu. Maka pendukung dari tips banyak-banyak behutang
tentulah menumbuhkan rasa malu sebesar-besarnya.
Bagaimana
caranya berhutang itu?
Pertama-tama
carilah kawan untuk mengutang.
Kawan
tak sembarang kawan, pilih yang senasib (hahaha), semangatnya sama, tak suka
ngutang alias tepat waktu pasa bayar hutangnya. Kan tidak mengenakkan jika, terlalu
sering menagih, ya kan? Atau ditagih, ya toh?
Setelah
itu, mulailah dengan kata, “Bismillah, saya terima nikahnya... upz, salah.”
Buatlah kesepekatan dengan kawan tempat berutang.
Tulisannya
berbentuk apa?
Cerpen,
puisi, novel, cerita anak, de-el-el.
DL-nya
kapan.
Lalu
mulailah.
Siap-siap
ditagih.
Siap-siap
menagih.
Setelah
itu kita saling berkomentar. Jika dirasa bumbunya telah pas, kirimlah ke media
yang pas. Semoga jodoh-jodoh tulisan kita segera menjemput. Aamiin.
Semoga.
Hampir
lupa, sembari menulis ini saya sudah punya dua hutang. Setelah ini, mari
tuntaskan hutang-hutang kita. Oke? Semangka!
Asslamu Alaikum. Info lomba menulis, jika berminat, silahkan kunjungi alamat blog ini :
BalasHapushttp://www.cahayapena.com/2014/06/lomba-menulis-cahayapena-berhadiah.html