Kau
yang hadir tanpa permisi. Seperti sebuah keharusan pasti. Aku benci rasa yang
berakhir duka. Maka itu cukup jadi alasan membutku menjuh. Tak lagi ingin
menciptakan dekatnya jarak. Sebab akhirnya selalu pilu. Tak ada yang abadi. Benar!
Maka
terciptalah jarak. Memisahkan aku dan mereka. Dekat itu tak lagi ada, sebab
yang kutahu peduli itu hanya keegoisan semata. Bahkan jika ada yang menyebut
dirinya peduli, itu semata-mata karena dirinya yang butuh. Jadi bukan karena
peduli kan?
Dan
akhirnya, aku diaanggap tak ada. Saat kaki melangkah, tak kan ada yang menoleh
mencariku. Sebaliknya, ketika butuh kaki-kaki secepat kilat mendatangiku. Inikah
fakta hidup?
Aku
tahu semua saling berkaitan, saling membutuhkan. Namun bukan berarti HABIS
MANIS LANTAS DITINGGAL!!! (berubah dikit) Aku pun terjebak dalam duniaku
sendiri. Mencari sesiapa yang tak sekedar butuh bantuan tanpa berniat membantu.
Sekiranya
peka itu dapat dibagi rata maka alangkah indahnya manusia saat ini. aku pun tak
akan sendiri dan hanya menari bersama dua jari telunjuk. Berkawankan huruf-huruf
yang tak kenal lelah mendengar keluh kesahku.
Bukan
berarti aku tak butuh. Tidak! Justru aku takut bergantung pada manusia yang
sudah pasti tak abadi. Karena ujungnya sudah ketahuan, kalau tidak ditinggalkan
maka meninggalkan. Dan lagi hanya DIA yang harus jadi tempat bergantung tiap
hamba.
Kesimpuannya,
mari berbenah diri, mari tumbuhkan kepekaan diri, mari mendekatkan diri pada
Ilahi Rabbi ...
Makassar,
29-3-2012
Suasana
panas menambah panas isi hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan jejak :)