Bukankah aku punya dua kaki?
Lalu ke mana saja selama ini ia
melangkah?
Bukankah kedua tanganku berfungsi
sempurna?
Lantas, apa saja yang telah kuperbuat?
Pikiran pun tak mengalami gangguan apa-apa.
Lantas, apa saja yang telah kuperbuat?
Pikiran pun tak mengalami gangguan apa-apa.
Apakah telah banyak yang kupikirkan
untuk bermanfaat bagi orang banyak?
Ah! semakin
menoleh ke belakang, rasa-rasanya tak ada yang berarti. Tak ada yang bernilai
lebih, kalau pun ada itu hanya untuk kepentinganku. Untuk mereka yang tak
memiliki segala kesempurnaan fisik? Jelas sama sekali tidak ada.
Lalu ...
Hari ini
aku terbagun dari mimpi buruk. Di sana pada tempat penuh semangat tampak jelas
jiwa-jiwa bersih tengah berjuang untuk hidup mereka. Tak kenal lelah, terlebih
pantang menyerah. Sebaliknya senyum mereka tersungging tulus untuk siapa saja,
tak pilih kasih namun untuk semua yang melihat mereka.
Siapa mereka?
Tiada lain
anak-anak dengan kekurangan yang menjadikan mereka pejuang-pejuang sejati. Kekurangan
yang sebenarnya meupakan kelebihan
tersendiri. Kekurangan yang menjadikan orang lain harus merasa beruntung dan
bersyukur akan keadaan.
Sebut saja
Ahmad. Awal menatapnya, aku pikir ia seorang anak kecil yang baru diajar untuk
berjalan berjalan. Itulah tipuan yang dimainkan oleh mata, namun kenyataan
berkata lain. Umurnya ternyata dua tahun lebih tua dariku (23 tahun). Sangat mengagetkan, dengan kondisi tubuh seperti
itu, dengan perjuangan yang begitu berat, tak bisa berjalan, juga tak mampu
berbicara dan ia masih bisa tersenyum menyambut kedatangan kami yang tengah
melakukan obserfasi terhadap anak-anak berkebutuhan husus ( tuna daksa). Tidak hanya
senyum sesaat, tapi ia tersenyum sepanjang waktu pada kami. Tanpa guratan marah
sedikit pun. Haru menyelinap dalam hatiku. Begitu besar kekuatan yang mereka
milik, sedang aku?
Lain lagi
dengan Renaldi. Anak usia 13 tahun itu juga masih dengan senyum yang selalu
terlihat. Matanya yang kadang tenggelam saat tertawa menjadikan wajahnya
semakin mengundang ketertarikan kami (aku dan 4 orang temanku) untuk lebih
mendekatinya. Aldi, yang saat itu sedang menjalani terapi sesekali terdengar
mengaduh menahan sakit. Karena kakinya yang lemah maka, ia pun dimasukkan ke
dalam kategori anak tuna daksa. Pun demikan, jika tak melihat kondisi kakinya
ia terlihat sama dengan anak-anak kebanyakan.
Yang membuat
kami kaget campur kagum adalah saat ia
menyanyikan salah satu lagu artis indonesia dengan penghayatannya yang sangat
hebat. Dari awal ia bernyanyi, hanya kekaguman yang kami perlihatkan. Dia tak
sekedar menghapal lagu itu tapi penghayatan di dalamnya juga sangat dapat. Sayangnya
setelah ia selesai bernyanyi, kami hanya mampu bertepuk tangan dengan kerasnya.
Sunggu, aku benar-benar terpukau.
Ada banyak
hal di sana yang tak pernah aku tahu sebelumnya, ada Misi yang tangan kirinya
lemah, ada Alwi yang kondisinya sama dengan Aldi, Zakir yang sangat aktif
berlari bahkan menjadi penunjuk jalan bagi kami, dan banyak lagi anak-anak lain
dengan kondisi yang hampir sama. Berbeda, namun sangat kuat.
Hari ini,
perjalanan yang sangat berkesan. Pelajaran yang sangat bermakana. Mustinya aku
harus berdamai dengan hidupku. Harusnya aku bersyukur dengan keadaanku. Mungkin
aku tak sempurna, jauh malah. Tapi setidaknya secara fisik aku lebih sempurna
dari mereka. Dan, pantaskah aku mengeluh sedang mereka tidak?
Mereka benar-benar
indah. Anak-anak dengan keterbatasan yang bisa terlihat sempurna, mengapa?
Mungkin salah
satun alasanya karena ... senyum tak pernah lepas dari bibir mereka.
Makassar, 6
Februari 2013
NB : Selepas melakukan obserfasi anak-anak berkebutuhan
khusus (awalnya sebuah tugas, namun berujung dengan rasa terimakasih bgi belau
yang memberikan tugas ini).
Ya Allah, kasihan juga litany. Oh, iya, kamu di Makassar bagian mana?
BalasHapusDi Talasalapang :)
HapusMasya Alloh... rasa syukur menjadi berkali-kali lipat...
BalasHapussemoga selalu kita selalu begitu mba
HapusIya, kita harus merasa amat sangat bersyukur dengan semua kesempurnaan yang kita miliki ... Tulisan yang inspirasi. Makasih ya.
BalasHapusmakasih mba Ade udah mampir di sini. Terus belajar dari pengalaman mba dan mnuliskannya.
Hapusinspiratif.. menggugah hati untuk bersykur
BalasHapusmakasih mba, perlu banyak bersyukur akan keadaan :)
Hapusinsfiratif sekali mba.
BalasHapusterkadang kita memang harus melihat ke bawah, agar tak lupa akan nikmat berlebih yang sudah Allah berikan
iya mba, kayaknya perlu sering2 ke tempat serupa biar ngga banyak lupa tuk mensyukuri nikmat, makasih udah mampir
Hapus