Selasa, 31 Juli 2012

Jawaban Takdir


Lama aku berjalan. Dalam gelap. Tanpa arah. Mencari dan terus saja mencari. Entah apa itu, kepastian mungkin. Kepastian takdir yang tak pernah bisa terpecahkan olehku. Seperti apa rupanya, rezkiku seberapa banyaknya, ataukah kapan malaikat maut menjemputku. Semua itu hanya terbesit dalam tanya. Tanpa jawaban pasti, hanya rekaan semata.
Yang tampak olehku hanya malam yang setia tergantikan siang. Rumput-rumput yang tak pernah beranjak dari tempat ia tumbuh, atau pepohonan yang tak juga berlari saat mesin pemotong siap menjamah batangnya. Sesekali juga hujan yang senantiasa turun dari langit, turun! Dan ia tak pernah terlihat naik kembali ke atas langit.
Lalu, aku kembali bertanya pada diriku sendiri. Apa yang telah aku perbuat? Untuk hidup, untuk diriku sendiri demi takdir yang tak pernah terpecahkan waktu. Ternyata tanyaku masih sama dengan kemarin, hanya tanya tanpa jawaban pasti. Lagi!
Padahal wajah-wajah penuh kasih menanti dari balik rumah sederhana kami. Wajah penuh harap akan janji yang tak terpenuhi. Atau tepatnya belum terpenuhi? Lantas kapan? Kembali sunyi sebab pemegang jawaban sejati hanya DIA. DIA yang memiliki segalanya. DIA yang hanya berkata “Jadilah!” maka jadilah segalanya.
Kembali pada pengembaraanku mencari jawaban takdir. Pun aku tahu jawabannya tak untuk dicari, sebab di kemudian hari ia akan bermekaran dengan sendirinya. Dengan rupa-rupa yang berbeda. Buruk kah? Baik kah? Sekali lagi tanya yang terbang dalam angkasa kecilku. Yang sebenarnya hanya ada usaha serta doa.
Jawaban hanya ada pada DIA. Begutu juga dengan jawaban takdiriku yang entah bagaimana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)