Kamis, 22 Maret 2012

SEDIKIT GORESAN SAAT LIBURAN


4-3
Hey, ini tentang liburan semesterku. Tahukah bukannya menepati janji aku kian malas. Tulisanku tak ada yang kelar, atau malah aku tak memulainya. Hingga kemaring dapat kabar ada senior yang tulisannya terbit lagi, uh...bikin ngiri, apa tulisanku hanya akan menghiasi FACEBOOK, kapan dimuatnya. Tapi bagimana mau terbit aku saja tak pernah mengirimkan. Parah!
Intinya menulis. Walau tak memberikan pencerahan? Manfaat? Ah...tinggi kali lah itu, tapi tuk menajamkan dakwahkan?
Keluhanku sedikit tentang menulis, hanya tak berani mengirim, takut dengan kritikan, terlalu pesimis, dan terlalu-terlalu yang lain. Bukankah itu sangat banyak yah? Aku hanya bisa IRI. Catat itu, iri pada mereka yang dengan mudah menulis buku, mengirim, menggoreskan pena. Iri malah mematikan aku. Serba salahkan?
Satu minggu saudah aku di rumah. Tulisanku baru ini, keluhan aneh tak bersolusi. Teori mantap, amalan? Nol besar, mengapa? Malaskah? Ukh... itu selalu jadi permasalahan terakhir, solusinya...sudahlah tak perlu membuat teori lagi.
Cekidot...
Intinya gini sebelum balik ke Kota Daeng yang lumayan panas, harus ada alat perang dengan media. Bukan golok Bapakku yang akan aku bawa atau pisau dapur Ibuku, tapi goresan-goresan cacat yang membuat orang tersenyum. Aku ingin bercerita tentang nenekku yang cerewet, dua adik perempuanku yang malas, adik laki-lakiku yang pulang dari pesentren tuk istirahat, juga si kecil yang muaniz.
Ada lagi, si Bapak yang bijak, Ibu yang suka ngomel, dan rumahku yang.... komplitlah, tentang keluarga yang nongkrongin tv. Waduh banyaklah. Tapi layakkah? Terserah yang baca, latihan mas bro...
See you...sok lagi deh...
4-3 malam hari
Adikku yang hitam manis ngelirik aku, katanya, “Wah barusan mulai tulisannya sudah banyak.” Asal tahu saja ini tulisan tadi pagi yang dilanjutin. Tetap latihan. Di atas aku sudah nulis ‘keluarga yang suka nongkrongin tvkan? Nah sekarang ini tepatnya pukul 20 lewat, keluargaku udah duduk manis di depan benda persegi itu. Indonesia vs Filipina tanding bola, itulah yang mereka nonton. Tapi kayaknya pindah chenel lagi deh.
Lebih baik aku ceritakan tentang adik-adikku. Berhubung aku anak pertama, jadi tak punya kakak, yang ada empat orang adik, duanya perempuan sisanya laki-laki. Anak kedua Bapak Ibuku itu laki-laki, kalu tidak salah namanya Muh. Miftakhulhair. Sifat adikku ini tak banyak bicara, turunan sifat bapak kayaknya. Sekarang kelas dua SMP di salah satu Pondok Pesantren. Nah, kebetulannya lagi dia pulang pas akunya juga sedang libur, tapi besok sudah harus kembali ke rumah keduanya.
Selanjutnya ada si hitam manis, tipikal wanita perkasa bangat, Sitti Humairah. Adikku ini agak  tomboy, mental baja, cerdas, dan keras. Tak suka di perintah, kecuali ada iming-iming tentu saja. Paling sering ikut lomba, dapat juara. Bangga juga punya adik kayak gini, tapi kalau malasnya kambuh, iklim pujian ini akan berunah. Oh ya, sekaran sudah kelas enam SD, tinggal menghitung bulan ia juga diungsikan ke pesantren. Hi...hi...hi...
Sitti Muhajira, rambut tebal, cantik, cewek abis, tukang makan, gampang nangis, dan bla...bla..bla. Kelas empat SD sat ini. Gadis yang satu ini menerutku agak manja, kalau sudah ngambek, kamar jadi pelampiasan, beda tipis denganku dulu.
Terakhir si Imam Hanif. Inilah yang selalu membuatku rindu.
4-4
14-19 Ali Imran, pagi yang diawali dengan siraman rohani. Keren deh pokoknya, dibawain sama Uztadz Yusuf Mansur. Tentang bagaiman cara menjadi pengusaha saleh yang taat kepada Allah. Jadi ingat diri,, pengusaha saja dengan segudang kesibukan tapi bisa jadi orang-orang yang berada dalam lingkaran ibadah, apatah lagi diriku yang tak sibuk-sibuk amat. Moga-moga saja ini sebuah ketukan jiwa lagi. Amin.
Oh ya, tadi buka catatn ini karena pengen cerita kejadian pas tidur. Yupz... mimpi, lagi! Jika biasany mimpi tentang satu orang yang pernah mencuri perhatianku, tak masalah. Tapi ini ketiganya muncul. Waduh, tak percaya juga. Ketiganya muncul dengan peranan yang berbeda. Si Nao dengan bantuan Cuma-cumanya. Si Bit yang cuek bebek sama dengan keadaan sebenarnya. Terakhir Mr. Yang jauh di sana, yang berusaha aku hindari. Anehnya saat ini keadaannya memang seperti itu. Kembali aku merasa dekat deng si Nao bahkan meminta bantuannya, tentu saja dia siap ngebantu, wuih... tak menyangka bangat.
Terus Bit, kamarin juga ia muncul tiba-tiba bangat tak heran itu hanya sebuah pemberitahuan darinya, setelahnya tak usah ditanyakan, pada akhirnya hilang ditelan kesibukan lagi. Setidaknya aku sudah biasa. Nah Mr. Sendiri tak enting-penting bangatlah. Yang jelas ketiganya hadir di dunia malam. Hah... semakin yakin mereka hanya bunga-bunga hidupku, itu anggapan sekarang karena kedepannya siapa yang tahu. Tak ambil pusing juga, toh takdirlah yang bermain.
Eh si Mifta udah mau balik ke Pesantren hari ini. Pisah lagi, selamat berjuang adikku.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)