Oleh: Nahlatul
Azhar
Ada banyak kisah cinta yang beretabaran
dalam buku-buku saat ini. Dikemas dengan berbagai warna juga cara yang berbeda.
Tema yang dianggap basi namun selalu mampu menarik minat pembaca. Kisah dengan
nuansa cinta selalu menjadi selipan wajib dalam sajian-sajian novel. Tema yang
sama namun dapat diolah sedemikian rupa oleh para penulisnya.
Hal itu pula yang tersaji apik dalam
novel Mba Asma Nadia yang berjudul ‘Assalamualaikum Beijing!’. Novel yang
memunculkan banyak tanya pada awalnya. Tentang benang merah dari setiap bab di
dalam novel tersebut, menjadikan novel tersebut menarik dan menggoda dari tiap
bab-bab yang ada.
Saya pribadi bertanya-tanya sejak awal bab,
tentang siapa Dewa? Bagaimana rupa gadisnya yang dipanggilnya dengan nama Ra?
Apa pula kaitannya dengan Asma yang melakukan perjalanan ke berbagai tempat di Beijing?
Lalu tokoh lain, Zhongwen, yang memanggil Asma dengan naman Ashima, tokoh yang
mulai menumbuhkan harapan-harapan baru di hati Asma.
Novel dengan pertanyaan yang muncul di benak
saya tentang hubungan tiap sajian babnya, yang memang menceritakan dua kisah
yang sangat berbeda. Sempat menebak mungkinkah Ra adalah Asma? Tapi dari namanya
dimana pula letak kesamaannya?
Bingung dan dicekam banyak tanya namun justru
membuat saya menikmati novel ini. Penasaran dengan bab berikutnya. Ingin terus
membacanya, namun di lain sisi takut kecewa dengan akhirnya.
Seharian penuh saya bersama novel
tersebut. Kebetulan saat itu memang lagi banyak urusan, maka jadilah setiap
persinggahan yang menuntut untuk menunggu sejenak menjadi saat-saat berharga
demi menyelami kisah novel ini. Mengalihkan pandangan sejenak dari dunia luar
dan memasuki kisah demi kisah dalam novel tersebut.
Konflik hati jelas terjadi. Asma yang
tak percaya cinta sejati akibat pengalaman ibunya yang ditinggalkan suaminya
demi perempuan lain. Tak lupa dengan kisah yang baru saja dialaminya. Padahal
dalam perjalananya ia bertemu seorang laki-laki yang tanpa Asma tahu sangat
penasaran dengannya.
Di tempat yang berbeda, kisah yang
berbeda, ada Dewa dengan kegalauannya akan gadis bernama Ra. Pernikahannya yang
ia anggap sebuah kesalahan sungguh tak membuatnya lupa sedetik pun terhadap
gadis yang hampir dinikahinya. Gadis yang benar-benar ia cintai. Sayangnya gadis
bernama Ra raib enatah kemana setelah ia menikah. Ra tidak ia temukan lewat
dunia nyata juga dunia maya.
Dewa merana. Istrinya pun tak jauh beda,
menderita sebab anak mereka akan lahir dengan sikap Dewa yang acuh. Padahal
istrinya sudah melakukan segala cara agar laki-laki yang menikahnya dengan
terpaksa itu meliriknya sekejap saja.
Benang merah menari-nari, mencari
jawaban untuk setiap tanya pembanyanya. Bagaimanakah
akhirnya?
Bacalah dalam novel Mba Asma, dijamin
lebih memuaskan dari pada Filemnya.
Ehm. Asma Nadia, siapa yang tidak mengenalnya.
Penulis yang telah melahirkan banyak buku. Adik dari Helvi Tiana Rosa ini
adalah salah satu penulis kesukaan saya Sebut saja novel-novel lamanya seperti
serial Aisya Putri, Derai Sunyi, ada juga J-Two, Ada Rindu di Mata Peri, buku
Jangan Jadi Muslimah Nyebelin dan masih banyak buku-buku yang ditulisnya zaman
saya masih duduk di bangku es-em-pe.
Malas membaca sering kali menjangkiti
saya, sibuk menjadi sebabnya, belum lagi godaan kesenangan yang lain mengalihkan
minat membaca saya, namun novel penulis dengan banyak penghargaan ini mampu
menghipnotis saya untuk melahap novelnya hingga tuntas.
Tidak hanya itu, hingga akhir kisah,
saya dibuat merasakan berbagai perasaan. Marah pada Dewa, sentimen pada Asma,
lalu kasihan, sedih, marah lagi, dan berbagai rasa-rasa yang berkecamuk dalam
jangka waktu yang hampir bersamaan.
Kekaguman pada Mba Asma Nadia pun
semakin bertambah. Saya yang mulai menyukai tulisan-tulisannya sejak es-em-pe,
kini semakin jatuh hati. Bukan hanya karena cara Mba Asma menyajikan
kisah-kisah dalam novelnya sangat apik, juga karena ada pesan yang tak
menggurui ia torehkan dalam tiap karya-karyanya.
Seperti dalam novel yang diterbitkan
oleh penerbit Noura Books ini, pesan tentang cinta sejati yang datang disaat
yang tepat, hanya perlu bersabar, menunggu ia datang, tak lupa perjuangan untuk
mendapatkannya.
So, rugi kiranya kalau belum baca novel
yang satu ini!.
Judul: Assalamualaikum Beijing
Penulis: Asma Nadia
Penerbit: Nourabooks
Terbit: Oktober 2013
Jenis: Fiksi Islami
ISBN: 9786021606155
Nahlatul
Azhar, anggota FLP Ranting UNISMUH.
novel yg bagus. saya sempat menangis membacanya. banyak quote yg keren ada di novel itu :)
BalasHapusBener banget mba Santi keren dan banyak ngasih inspirasi :)
Hapus