Senin, 10 November 2014

Ketika Ibu Mencari Anaknya

beritaaktual.cu.cc
Beberapa menit yang lalu aku pandangin Hpku dengan agak cemas. 4 panggilan tak terjawab dari Bapak. Kadang kala aku memang suka risau kalu tiba-tiba dapat telepon dari kampung. Takut sesuatu terjadi. Makanya tidak menunggu lama langsung balik nelepon nomor Bapak.
Maka bertanyalah aku pada Bapak yang telah mengangkat teleponnya.
“Kenapa Pak?” tanyaku cepat.
“Ada yang sedang mencari anaknya,”jawab Bapak.
Maksudnya beliau itu, Ibuku sedang bertanya-tanya kenapa aku tidak ada kabar ke kampung. Padahal biasanya gencar bangat ngasih kabar. Terlebih kalau keadaan kantong mulai kering kerontang.
Aku tertawa mendengar jawaban Bapak yang lucu.
“Kan baru beberapa hari kalau nda salah aku teleponan sama Ibu,” ucapku lagi.
“Tau nih, Ibumu kalau dua hari saja tidak ada kabar serasa dua bulan katanya,” jelas Bapak.
“Hahaha ...” pun tertawa mendengar penjelasan Bapak, dalam hati aku merasa bersalah. Harusnya aku sering berbagi kabar dengan orang tuaku. Tidak hanya pas perlu saja.
Selanjutnya bercakap-cakaplah saya dengan Ibu. Menanyakan kabar keluargaku, kegiatannya.
Alhamdulillah ternyata semuanya baik-baik saja.
Belakangan Bapak teriak, “Eee ... sudah dulu waktu teleponannya sudah habis!”
Keluarga yang romantis (kata seseorang).
Ya ... aku suka istilah romantis. Keluarga memang orang-orang nomor satu di hati. Bukan hanya karena pertalian darah, alasan lain karena merekalah yang paling dekat, paling mngerti, paling hawatir dengan diriku. Yang lain-lain nomor sekian ya. Ehm ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan jejak :)