http://agoyman.deviantart.com/ |
Berkali-kali aku
berusaha mematikan rasa yang ada. Sensitif. Itulah sebenarnya sifat asliku. Apa-apa
akan terpikirkan serius.Membuatku terkurung dalam perasaan sendiri. Aku sendiri
lelah dengan keadaan ini. Sebab lelah
merasakan sesak yang ada. Terlebih saat rasaku tak bisa kukeluarkan. Hanya kusimpan
rapat dalam sudut hati. Air mata? Jangan tanya, rentetan air itu kutahan
dalam-dalam. Kupenjarakan sebisaku, kukiunci pada kelopak mata.
Sejak dulu aku
dituntut menjadi kuat. Dipaksa perkasa dalam segala keterbatasanku. Kekuranganku.
Hingga kutelan satu-satu pil kemalangan. Apa daya, aku tercipta mungkin bukan
tuk bicara, namun hanya mendengar dan menelan kepahitan.
Satu-satunya pintu
yang kubuka agar orang-orang menghampiriku telah hancur. Hancur oleh prasangka
yang tercipta. Benar! Saat aku berusaha percaya, yang terjadi aku tertikam
begitu saja. Tak ada perisai ya melindungi. Sebaliknya, aku terkapar lemah tak
berdaya. Saat bertanya, “Adakah yang peduli?” yang kuterima hanya sapaan agar
kuat, tanpa bertanya terlebih dahulu, “Apa yang terjadi?”
Kuat. Sejak kapan
kekuatan itu mudah? Sejak kapan sikap hebat itu mudah tertanam? Hanya dengan
katakah? Jujurlah! Semua itu mustahil dalam sekejap kaya. Aku tak mengatakan
diriku memiliki hati yang lembut, bukan! Aku manussia lemah yang selalu merasa
sakit. Hati.
Jika sekelilingku
mengumbar sesak pertanda kuat. Justru aku terkungkung dalam ketakutan. Takut berucap
takut. Takut mengatakan aku lelah. Tak mungkin mengatakan aku sakti. Dan lagi,
aku dituntut kuat. Aku dipaksa mengerti. Tanpa sepengetahuan mereka. Mereka memaksaku.
Dan jika mungkin,
bagi yang pura-pura kuat. Bantu aku. Bantu aku berpura-pura. Untuk kuat. Karena
aku tak mampu untuk menjadi benar-benar kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan jejak :)