Aku kadang bertanya, mengapa ia?
Sang telaga hati
Penghadir nafas jiwa
Pemilik keindahan di telapak kakinya
Lalu terjawab saat slide kelahiran terjadi
Darah bercucuran
Nyawa dipertaruhkan
Hingga bayi berubah dewasa
Penuh kata dan perasa
Melempar kalimat penuh celaan
Pada wanita berhati mulia
Berujung penyesalan
Takut, lantas maaf
Berharap syurga tak berpindah
Bergeser lalu bertemu api
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan jejak :)