Minggu, 24 November 2013

KEGIATAN PPL SD INPRES ANAGOWA

Sitti Mardiyah/Nahlatul Azhar


Tiga bulan lalu aku mengikuti PPL yang merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar. Praktek Pengenalan Lapanga (PPL), seperti namanya, aku dan 20 temanku yang lain mendapat tugas belajar, mengajar di sebuah lokasi yang telah dipilih pihak kampus untuk kami tempati.

Singkat cerita, pergilah kami ke sana. Berbekal ilmu yang dipelajari di kampus. Berharap di lokasi tersebut aku, temanku, bisa mempraktekan ilmu yang kami peroleh di kampus, juga menambah pengalaman sebelum benar-benar terjun di dunia pendidikan.

 Aku dan 20 temanku, kala itu, siap memulai perjuangan (cie...)
Pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh ... (aku sendiri) saat pelepasan mahasiswa PPL oleh kampus. Saat itu teman-teman asal nunjuk saja. Dari pada disuruh bawain sambutan, mendingan juga ngaji. Lebih mudah (hehehe).




Lanjut ...

Nah, kalau yang ini temanku (bagusnya karena dari kelas yang sama) dia bawain sambutan-sambutan juga. Selaku perwakilan mahasiswa PPL di tempat itu.
Sebelumnya sempat diuat pusing olehnya, karena asal tunjuk maka konsep yang bakal dia sampaiin nanti baru dibuat. Tapi, alhamdulillah berjalan baik.




Selanjutnya ...



Yang jadi pembicara selanjutnya ada Kepala Sekolah dari SDI ANAGOWA. Seorang wanita yang patut dicontoh (kan jarang-jarang nemuin kepsek wanita). Beliau baik, ramah, suka bantu, (malah mobilnya pernah dipinjam, hehehe).


Kalau yang ini ...
Beliau salah satu dosen di Universitas Muhammadiyah Makassar, beliau juga yang jadi salah satu dosen pembimbing di sekolah tempat aku PPL. Juga sebagai wakil kampus yang melepaskan kami untuk kegiatan PPL kedepannya. Di SDI ANAGOWA.


Pelepasan selesai maka inilah foto-fiti kegiatan PPL kami di SDI ANAGOWA.


Namanya praktek, sudah barang tentu ngajar di kelas. Nah, kelas yang aku dapat adalah kelas 4A dengan kelas yang padat karena dihuni 50 murid bahkan lebih.
Sabar diuji banget di kelas ini. Sekitar 7 murid terbilang sangat aktif (bukan nakal) hampir setiap hari ada saja tingkahnya.
Tapi biar kata banyak gerak, selalu ada saja yang membuatku nahan senyum melihat tingkah mereka. Marah? Wah ... jangan ditanya, sering banget. Tapi ... lagi-lagi masih bisa tersenyum dengan tingkah aneh dari mereka. 4A memang oke. Hehehe.
Ya, banyak teman-temanku bilang kelas yang kutempati ini paling parah. Iya lah, punggawanya banyak. Pada ngga mau ngalah. Apa lagi sola melapor sama ibu guru. Tapi Kalau ada wali kelas mereka, tanpa dikomandi semuanya pada diam. Hehehe ... jadinya tenang lagi deh.



Oke, kita lanjut lagi ...

Ini dia sang guru pamong beserta anak gadisnya yang cantik. Guru yang satu ini baiiiikkk banget. Biliau lah yang membimbin aku dan temanku (yang di tengah) selama kami PPL di sana. Canti, sudah pasti. Beberapa kali bahkan sempat ke rumahnya untuk makan-makan (kurang baik apa lagi coba). Beberapa kali ditraktir. Dan yang terpenting ilmu darinya gratis tis tis ... (hehehe).

KEGIATAN YANG LAIN:

Lomba Azan. (Kalau tidak salah yang di samping itu juara 1 dan harapan 1)



Lomba dai cilik. Yang perempuan peserta dari kelas 4A, sayang ngga dapat juara, tapi kudu eksisi :)


Lomba cerdas cermat hanya diikuti kelas 5 dan 6. Seru, skor saling mengejar.Jika ada yang tertinggal pun masih bisa tetap tertawa.






Unyu-unyu deh. Pesertanya dari kelas 1 dan 2 kalau lomba mwarnai. Lokasinya di depan kelas. Antusis peserta patut diacungin jempol (angkat empat jempol)




Lomba yang satu ini paling dinanti murid laki-laki. Hampir tiap hari nagih, "Pak, Bu, tanding bolanya kapan?"
Nah si bapak atau ibu guru jawab, "Ngga ada tanding bola kalau kalian pada bandel-bandel." Hehehe.

Ini dia punggawa-punggawa kelas 4A. Ngga menang tapi tetap juara (nah, loh ...)
Manis-manis kan? Pake gula sih ...




Lomba makan gerupuk oleh kelas, 1, 2, 3. Seru bin keren plus lucu.
"Awas, Nak. Tidak boleh sampai jatuh!"







Ini bukan lomba lagi, tapi jalan santai. Diadainnya pas libur (ahad)
Semangka!










Bersambung ...

Sabtu, 16 November 2013

Alamat Email Media

BERIKUT alamat-alamat email redaksi koran, majalah, jurnal dan tabloid yang menerima kiriman CERPEN/PUISI/ESAI.
1. Kompas
opini@kompas.co.id, opini@kompas.com
Honor cerpen Rp. 1.400.000,- (tanpa potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (tanpa potong pajak–referensi Esha Tegar Putra), biasanya 2-3 hari setelah pemuatan, honor sudah ditransfer ke rekening penulis.

2. Koran Tempo
ktminggu@tempo.co.id
Honor cerpen tergantung panjang pendek cerita, biasanya Rp. 700.000,-  honor puisi Rp. 600.000,- (pernah Rp. 250.000,- s/d Rp. 700.000, referensi Esha Tegar Putra), ditransfer 2 mingguan setelah pemuatan.

3. Jawa Pos 
ari@jawapos.co.id
Honor cerpen Rp 900.000 – Rp. 1.000.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (referensi Isbedy Stiawan Zs), ditransfer 1-2 minggu setelah cerpen/puisi dimuat.

4. Suara Merdeka 
swarasastra@gmail.com
Kirimkan cerpen, puisi, esai sastra, biodata, dan foto close up Anda. Cerpen maksimal 10.000 karakter termasuk spasi. Honor cerpen Rp. 300.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen. Bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau kantor perwakilan redaksi di kota Anda—jika ada.

5. Media Indonesia
cerpenmi@mediaindonesia.com, cerpenmi@yahoo.co.id
Naskah cerpen maksimal 9.000 karakter. Honor pemuatan cerpen Rp. 500.000,-  dipotong pajak. (referensi dari Yetti A.Ka, Benny Arnas, Sungging Raga, dkk)

6. Republika 
sekretariat@republika.co.id
Tidak ada pemberitahuan dari redaksi terkait pemuatan cerpen. Sudah lama tidak memuat puisi. Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), tetapi—pengalaman beberapa rekan penulis, harus sabar menagih ke redaksi beberapa kali agar segera cair alias agak susah cair honornya.

7. Suara Karya
 ami.herman@yahoo.com (email terbaru, diinformasikan redakturnya di grup CC)
Menurut redakturnya honor cerpen Suara Karya sudah naik jadi Rp. 250.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

8. Jurnal Nasional 
tamba@jurnas.com, witalestari@jurnas.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

9. Pikiran Rakyat
khazanah@pikiran-rakyat.com
Honor cerpen Rp. 300.000,- (potong pajak), hubungi bagian keuangan via telepon untuk konfirmasi pencairan honor setelah 2-3 hari dimuat, honor ditransfer 2-3 minggu setelah konfirmasi, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

10. Tribun Jabar 
cerpen@tribunjabar.co.id, hermawan_aksan@yahoo.com
Selain ada cerpen berbahasa Indonesia setiap Minggu, juga ada cerpen bahasa Sunda setiap hari Kamis bersambung Jumat. Honor cerpen Rp. 200.000,- (tanpa potong pajak). Honor ditransfer 3 hari atau 1 minggu setelah dimuat.

11. Kedaulatan Rakyat
naskahkr@gmail.com, jayadikastari@yahoo.com
Panjang cerpen maksimal 5.000 karakter dengan spasi. Honor cerpen Rp. 400.000,-

12. Joglo Semar (Yogyakarta)
harianjoglosemar@gmail.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

13. Minggu Pagi (Yogyakarta)
we_rock_we_rock@yahoo.co.id
Terbit seminggu sekali setiap Jumat. Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

14. Radar Surabaya 
radarsurabaya@yahoo.com, diptareza@yahoo.co.id
Honor cerpen Rp. 200.000,- (potong pajak) . Honor cair seminggu setelah dimuat.

15. Lampung Post 
lampostminggu@yahoo.com
Menerima cerpen, puisi, dan esai. Honor cerpen Rp. 200.000,- Honor puisi kalau tak salah juga Rp. 200.000,- Sekarang honor sudah ditransfer langsung oleh bagian keuangan, paling lambat 1 minggu setelah dimuat. Jika belum, silakan email bagian keuangan di emil_lampost@yahoo.com

16. Padang Ekspres 
yusrizal_kw@yahoo.com, cerpen_puisi@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- s/d Rp. 125.000,- honor puisi Rp. 75.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, bisa diambil langsung, atau minta tolong teman mengambilkan honor ke kantor redaksi.

17. Haluan (Padang)
nasrulazwar@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- honor puisi Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

18. Singgalang (Padang)
hariansinggalang@yahoo.co.id, a2rizal@yahoo.co.id
Honor cerpen Rp. 50.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

19. Riau Pos
budayaripos@gmail.com, kabut.azis@gmail.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

20. Analisa (Medan) 
rajabatak@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

21. Sinar Harapan
redaksi@sinarharapan.co.id, blackpoems@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

22. Jurnal Cerpen Indonesia 
jurnalcerpen@yahoo.com, jurnalcerita@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 250.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

23. Majalah Horison
horisoncerpen@gmail.com, horisonpuisi@gmail.com
Honor cerpen Rp. 350.000,- honor puisi tergantung berapa jumlah puisi yang dimuat, biasanya dikirimi majalahnya sebagai bukti terbit. Hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi, dan kadang honor dikirim via wesel jika tidak ada nomer rekening.

24. Majalah Esquire  
cerpen@esquire.co.id
Honor cerpen Rp. 800.000,- (potong pajak). Jika akan dimuat ada konfirmasi dari redaksi.

26. Majalah Suara Muhammadiyah  
redaksism@gmail.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

27. Majalah Ummi 
kru_ummi@yahoo.com
Tema cerpen seputar keluarga dan rumah tangga. Honor cerpen Rp. 250.000,- (dipotong pajak) ditransfer paling telat satu bulan setelah pemuatan. Ada konfirmasi jika akan dimuat.

28. Majalah Kartini 
redaksi_kartini@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 350.000,- Sekarang honor ditransfer ke rekening penulis sekitar 3 bulanan atau jika belum juga silakan hubungi redaksi via email atau sosial media Kartini. Ada konfrimasi jika akan dimuat.

29. Majalah Alia 
majalah_alia@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 300.000,- Ada konfirmasi pemuatan.

30. Majalah Femina 
kontak@femina.co.id
Honor cerpen Rp. 850.000,- dan cair seminggu setelah dimuat. Ada konfirmasi jika akan dimuat dan menanda-tangani surat pernyataan keaslian karya di atas matrai.

32. Majalah Story 
story_magazine@yahoo.com
Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Konfirmasi pemuatan cerpen via telepon dari redaksi Story. Antrian pemuatan panjang, bisa 1-2 tahun. Honor cerpen Rp. 250.000,-

33. Majalah Gadis 
GADIS.Redaksi@feminagroup.com
Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Honor untuk Percikan (cerpen mini tiga halaman) Rp. 500.000,- Honor untuk Cerpen Rp. 800.000,- ditransfer 1 bulanan setelah majalah terbit.

34. Majalah Annida-online
majalah_annida@yahoo.com
Ada konfirmasi pemuatan cerpen via email redaksi Annida-online. Honor cerpen Rp. 70.000,-  maksimal sebulan setelah pemuatan honor sudah ditransfer.

35. Majalah Bobo  
bobonet@gramedia-majalah.com
Honor cerpen Rp. 250.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

36. Kompas khusus Cerpen Anak 
opini@kompas.co.id, opini@kompas.com
Pada subjek email ditulis CERPEN ANAK: JUDUL CERPEN. Honor cerpen Rp. 300.000,- Resensi buku anak honor Rp. 250.000,- Honor cair tiga hari setelah pemuatan.

37. Tabloid Nova
nova@gramedia-majalah.com
Honor cerpen Rp. 388.000,- Honor ditransfer sebulan setelah dimuat.

38. Tabloid Cempaka (Jawa Tengah)
redaksi@tabloidcempaka.com

Naskah tidak lebih dari 5 halaman dengan spasi ganda. Honor cerpen Rp 135.000, harus ditagih ke redaksi. Ada konfirmasi pemuatan.

39. Inilah Koran (Jawa Barat)
inilahkoran@inilah.com, redaksijabar@inilah.com
Honor: 100.000 (mhasiswa)-150.000(umum). Lebih baik minta dicairkan pada teman yang berdomisili di Bandung.

40. Majalah HAI (Majalah Cowok)
cerpen_hai@yahoo.com
Dengan spesifikasi: panjang tulisan maksimal 6000 karakter (berikut spasi).
6000 – 9000 karakter, ketik 2 spasi, kertas folio/A4 format rtf.
Kirim via e-mail dengan subjek CERPEN
Terbit tiap Senin.


41. Majalah Aneka Yes!
aneka@indosat.net.id or yess_pals@yahoo.com dengan subjek FIKSI
-Cerpen maksimal 7 hlm folio spasi ganda
-Sertakan pernyataan cerpen orisinil dan belum pernah dipublikasikan dan bermaterai
Jika dalam waktu 3 bulan tidak dimuat, berarti cerpen tak layak muat.


42. Majalah CHIC
cerpen_chic@yahoo.co.id
Cerpen metro-pop, ketik 2 spasi. Atau Maks. 9rb CWS halaman A4

43. Tabloid Gaul
tabloid.gaul@yahoo.co.id
cerpen teenlit, maks. 8 hal. Folio, ketik 1,5 spasi, sekitar 10.000 karakter+spasi

44. Majalah Kawanku
cerpenkawanku@gmail.com
Cerpen remaja, maks. 8 halaman A4, ketik 2 spasi.
Cantumkan identitas lengkap, alamat, dan nomor rekening
Jika 3 bulan tidak dimuat, berarti cerpen tak layak muat.

45. Wonder Teens
majalah.teen@gmail.com, majalah.teen2@gmail.com
Cerpen teenlit, maks. 6 hal A4, ketik1,5 spasi.

46. Majalah Pesona.
 pesona@feminagroup.com
Panjang cerpen 10.000-an karakter dengan 2 spasi, honor sekitar Rp 850.000


Jumat, 15 November 2013

Tunggu Aku, Ran!


Oleh: Nahlatul Azhar
*Cerita miniku yang ke-2 dimuat koran harian Faar (KeKeR)
Zian. Awalnya aku pikir ia menaruh hati padaku. Dengan perhatiannya padaku yang kadang jatuh kala berlebihan. Pernah suatu hari ia mengikutiku seharian setelah aku ceritakan bahwa ada yang mengikutiku hari sebelumnya. Awalnya aku tak tahu bahwa ia mengikutiku, tapi karena sempat aku yang gegabah terjatuh dengan cepat seseorang menolongku. Tak lain orang tersebut adalah Zian.
Di lain waktu saat aku dirawat di rumah sakit, ia ikut-ikutan tidak masuk sekolah demi menjagaku. Dan masih banyak lagi perhatiannya yang membuatku tersanjung. Tapi hanya sebatas itu, karena tak sekali pun ia menyatakan cintanya. Sebaliknya ia malah terus berdalih “Kita sahabat sejati.” Andai ia tahu aku berharap lebih.
“Ran!” Itu dia suara Zian, “lama ya?” lanjutnya saat sudah berdiri di hadapanku.
“Ngga kok,” jawabku dengan wajah masam.
“Heheh ... tahu sendiri bagaimana Pak Roman kalau mengajar. Lupa waktu mulu. Mana tadi ngasih tugas susah sekali.” Kalau sudah gini mana bisa aku marah lagi. Wajah Zian saat memelas itu lucu banget. Mukanya yang putih sedikit memerah.
“Iya, iya. Eh mau ngapain sih sampai harus nungguin kamu pulang. Mau hujan nih.”
“Rahasia. Yuk ... ada yang ingin aku perlihatkan padamu,”  ucapnya sambil menarik tanganku.
Aku mengikuti langkah Zian. Langkahnya sangat cepat hingga aku harus berlari-lari mengikutinya.
“Tunggu! Sekarang kamu tutup mata dulu,” perintah Zian dengan wajah serius.
“Apaan sih?  Mau hujan, harusnya kita cepat pulang.”
“Hey, lakukan saja. Setelah itu baru kita pulang!”
Aku pun mengiikuti permintaannya. Kututup kedua mataku rapat-rapat.
“Jangan sampai ngintip!” Kali ini kubiarkan Zian menuntunku berjalan. Agak lama juga sebab jalanannya kecil, dan harus dilalui oleh dua orang. Genggaman tangannya tetap hangat seperti biasa.
“Oke, sekarang buka matamu.”
Kubuka mataku perlahan. Takjub seketika aku rasakan saat melihat hamparan bunga kecil di hadapanku. Taman dengan panjang hampir dua meter itu dipenuhi bunga yang telah bermekaran. Indah sekali.
“Bagaiman? Kamu tersentuh?” tanya Zian menggodaku.
“Indah sekali. Ini kamu yang buat?”
“Tentu saja. Memang kamu pikir siapa lagi. Ngga ada kan sahabat sebaik aku?” Aku tersenyum. Sahabat! Tetap saja itu yang ia katakan.
“Zian, apa ... “ kalimatku terputus, mungkin memang saatnya aku beranikan diri untuk bertanya, “apa selamanya kita hanya akan jadi sahabat?”
“Maksudnya?”
“Apa kamu ... tidak punya perasaan lebih padaku?” Tanyaku.
“Ran, kita sudah pernah membahas ini. Dan jawabanku tetap sama, aku tidak bisa,” jawab Zian. Ada guratan sedih di wajahnya yang tidak aku mengerti.
Hujan benar-benar turun sekarang, tak tanggung-tanggung langsung mengguyur bumi. Bersama jatuhnya air mataku. Sesak memenuhi perasaanku. Zian menarik tanganku menjauh dari taman kecil itu.
***
Taman ciptaan Zian semakin indah. Bunga-bunga kecil yang dulu diperlihatkan padaku kini tumbuh subur. Sayangnya sang pembuat taman kecil ini tidak melihatnya. Bersamaku. Dia pergi ... dan entah sampai kapan.
Ran ...
Saat surat ini sampai ke tanganmu itu artinya aku telah berada jauh. Bukan berarti aku meninggalkanmu. Tidak! Justru aku ingin terus bersamamu. Aku sakit parah, Ran. Itu juga alasan aku tak ingin menerima perasaan darimu atau lebih tepatnya mengungkapkan perasaanku padamu. Aku takut pada ahirnya ‘kan pergi meninggalkanmu. Aku ingin berjuang demi kamu. Itu juga yang jadi alasan mengapa aku pergi saat ini. Untuk menangkat penyakitku ini.
Ran, aku menyukaimu. Maaf karena tak mampu mengungkapkannya langsung padamu. Aku janji akan kembali. Tunggu aku, Ran.
Yang ingin bersamamu.
Zian.(*)
Makassar, 31 juli 2012